Seorang Pekerja Migran Asal Filipina Tidak Pernah Ditemukan Lagi Semenjak Menjadi ART di Arab Saudi

- 8 September 2021, 19:30 WIB
Edelyn Eborda Astudilo (kiri) tenaga kerja asing asal Filipina yang bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di Arab Saudi
Edelyn Eborda Astudilo (kiri) tenaga kerja asing asal Filipina yang bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di Arab Saudi /www.digi24.ro

KABAR WONOSOBO – Edelyn Eborda Astudilo, seorang wanita asal Marviles, Filipina yang menginginkan kehidupan lebih baik bagi ketiga putranya.

Suaminya, Cristianto yang telah menganggur selama enam tahun membuat keadaan semakin buruk dan membuatnya semakin putus asa.

Ia pun berniat untuk melakukan mencari pekerjaan untuk kehidupan yang layak dengan bermigrasi ke wilayah Timur Tengah.

Baca Juga: Sepekan Hilang di Sungai Sampara Sulawesi Tenggara, Jasad TKA Asal China Ditemukan Terapung di Morowali

Wanita berusia 36 tahun itu akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga pada awal tahun 2015.

Edelyn terbang ke luar negeri melalui agen perekrutan Filipina Manumoti Manpower dan ditempatkan di sebuah rumah di Taif, Arab Saudi bagian barat.

Namun, begitu ia tiba dan siap bekerja untuk pasangan yang menempati rumah tersebut sesuatu yang tidak beres mulai terlihat.

Baca Juga: 100 Hari Kinerja Joe Biden Soroti Kebijakan Imigran Amerika Serikat yang Dinilai Kacau di Era Trump

Telepon genggam Edelyn diambil oleh majikannya, dan dia hanya dapat berbicara dengan keluarganya sekitar satu bulan sekali.

Melalui beberapa komunikasi dengan keluarganya, Edelyn mengisyaratkan kepada Cristanto bahwa dia juga disiksa secara fisik.

Suatu hari Cristianto mendapatkan panggilan dari istrinya itu dan Edelyn meminta untuk berbicara dengan anak-anaknya.

Baca Juga: Presiden Joe Biden Anggarkan 86 Juta Dollar untuk Tampung 1200 Migran Meksiko di Hotel, Diprotes Parlemen

Namun sayangnya ketiga anak mereka tengah berada di sekolah kala itu, Edelyn pun mulai menangis.

Saat itu Cristianto mendengar teriakan suara wanita dibalik telepon itu yang merupakan majikan dari Edelyn.

“Hentikan! Hentikan!,” suara yang terdengar di balik telepon itu yang kemudian sambungan pun terputus.

Baca Juga: Ini Runtutan Kejadian Kekerasan TKA terhadap Pekerja Lokal Subang, Berujung Sanksi Tegas Hingga Deportasi

Sejak saat itu, tepatnya 26 Agustus 2015 Edelyn tidak pernah menelepon lagi dan pihak keluarga tidak pernah tahu kabarnya.

Sebuah media pernah meninjau dokumen dan email yang berkaitan dengan kasus Edelyn tetapi tidak menerima jawaban dari otoritas Saudi.

Sementara itu, dari pihak otoritas Filipina baru menindak kasus Edelyn ini setelah tiga bulan lamanya sejak pihak keluarga meminta bantuan.

Baca Juga: Lebih dari 8000 Migran Maroko Menyebrangi Lautan, Berhasil Masuk di Spanyol Namun Berakhir Mengenaskan

Agen perekrutan Manumoti Manpower justru enggan berkomentar untuk menanggapi kasus ini.  

Pada bulan Desember 2015, ketika konsulat Filipina di Jeddah menghubungi majikan Edelyn yang dirahasiakan namanya, dia mengajukan laporan bahwa Edelyn telah melarikan diri pada 21 September 2015.

Di bawah sistem hukum kafala, Edelyn dianggap sebagai penjahat karena melarikan diri dan berusaha membebaskan dirinya dari tanggung jawab.

Baca Juga: 6 Keluarga Ahli Waris Perangkat Desa dan Tenaga Kerja Menerima Santunan BPJS

Rothna Begum, seorang peneliti senior hak-hak perempuan memberikan komentar atas kasus ini dan mengatakan seorang majikan bisa mengajukan laporan palsu tetapi tetap menahan pekerja di rumah mereka.

Metode tersebut sering dilakukan untuk menghindari pembayaran gaji sebagai pembantu seperti yang terjadi pada pekerja rumah tangga India yang ditahan selama 16 tahun di sebuah rumah di Arab Saudi.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah