Bentuk protes berbentuk surat terbuka tersebut setidaknya diarahkan kepada tiga pihak.
Pertama ditujukan kepada Taliban untuk segera memperbolehkan kembali anak-anak perempuan Afghanistan kembali ke sekolah.
Baca Juga: Utusan Khusus Inggris Bertemu dengan Perwakilan Taliban Bahas Krisis di Afghanistan
Kedua, para pimpinan negara G20 untuk mendesak Taliban agar membuka kembali sekolah bagi anak-anak perempuan. Termasuk di dalamnya yaitu mendukung pendidikan bagi anak-anak di Afghanistan.
Ketiga, para pemimpin negara-negara Islam agar mengeluarkan pernyataan tertulis mengenai kewajiban Muslim memberikan pendidikan terhadap perempuan.
Dilarangnya pendidikan bagi anak-anak perempuan di Afghanistan sendiri dinilai melanggar tuntutan Islam yang mewajibkan pendidikan bagi seluruh umat.
Selain itu, tindakan Taliban yang dinilai Malala sebagai suatu yang “memalukan” tersebut menjadikan Afghanistan sebagia satu-satunya negara di dunia yang melarang pendidikan bagi kaum perempuan.***