Tingkat dari keparahan akibat dampak kelaparan tersebut dianggap sebagai keadaan yang darurat.
Pasalnya, rata-rata dari empat anak balita menderita kekurangan gizi akut yang membahayakan nyawa mereka.
Orang-orang pun harus bertahan hidup dengan cara yang putus asa, seperti makan belalang, kaktus merah mentah, atau daun liar.
Panen tumbuh-tumbuhan pangan di Madagaskar diperkirakan 40 persen di bawah rata-rata lima tahun.
Hal itu terjadi setelah lima tahun berturut-turut kekeringan dan tahun ini diperburuk dengan badai pasir dan hujan.
Curah hujan di wilayah ini juga dinyatakan tidak layak selama bertahun-tahun yang mengakibatkan gagal panen.
Baca Juga: Aneh, Afrika Selatan Tolak Vaksin Sputnik V Buatan Rusia dengan Alasan Rentan Terhadap HIV
Bencana itu dilaporkan melanda wilayah Madagaskar secara berturut-turut hingga semakin memperparah keadaan.
Kondisi itu pun terlihat sangat miris khususnya terhadap anak-anak, para ibu, dan keluarga yang menerima dampak sangat buruk.