“Seharusnya sosok perempuan Papua, dipresentasikan langsung oleh perempuan Papua. Tapi kita juga menyadari bahwa kapabilitas Kak Nagita dalam membawa misi sosialisasi untuk PON XX Papua ini sangat dibutuhkan,” tulis Arie.
Dalam unggahannya tersebut, Arie juga memberikan saran beberapa perempuan asal Papua yang memiliki potensi menjadi duta PON XX Papua.
“Solusi dari saya, Duta PON XX Papua harus tetap perempuan Papua,” lanjutnya.
Baca Juga: 21 Atlet Diffabel Wonosobo Ikuti Selekda NPCI Jawa Tengah, Ditarget 5 Atlet Lolos ke PAPERNAS Papua
Arie menyebutkan beberapa perempuan Papua yang dirasa lebih memadai dalam menjalankan tugas sebagai Duta PON XX seperti Putri Nere Paty dan Nowela Elizabeth Auparay.
“Pilihannya ada banyak kok, Nowela, Lisa Rumbewas, Putri Nere, Monalisa Sembor, dan masih banyak lagi lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,” tulis Arie.
Pendapat Arie ini akhirnya menuai banyak perhatian dari warganet yang ikut menyetujui pendapatnya.
Baca Juga: Wisma Atlet Kemayoran Siapkan Ribuan Tempat untuk Calon Pasien, Antisipasi Arus Balik Lebaran 2021
Lalu sebenarnya apakah itu Cultural Appropriation yang disebutkan oleh komika Arie Kriting?
Dikutip dari Popbela.com, secara sederhana Cultural Appropriation merupakan sebuah konsep yang biasa digunakan untuk menyebut seseorang yang meminjam atribut budaya lain.