KABAR WONOSOBO – Dengan produktifitas padi di kabupaten Temanggung yang semakin meningkat didukung ketersediaan air dan lahan yang ideal, dilaporkan surplus gabah pada tahun ini.
Seperti dilansir KabarWonosobo.com dari laman Media Center Temanggung, disebutkan Pemkab Temanggung bahwa surplus gabah kering untuk Tahun 2021 terdata mencapai 20.000 ton.
Surplus tersebut berhasil tercapai setelah target produksi mampu dilewati dalam berbagai indikator.
Menurut kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto, bahwa pada Maret 2021, Temanggung memanen padi di lahan dengan luas sekitar 3.676 hektare.
Sedangkan pada Bulan Februari lalu, luas lahan padi yang dipanen mencapai 2.014 hektare. Untuk data bulan Januari 2021, di luasan sekitar 2.387 hektar. Sedangkan, untuk produktiftas per hectare, panen gabah bisa mencapai lebih dari 6 ton.
"Tahun ini kita mengalami surplus 20 ribu ton gabah, karena produktifitas tanaman padi di Temanggung per hektarenya mencapai 6 ton," katanya pada Jumat 26 Maret 2021.
Lebih jauh, Joko menjelaskan bahwa pada tahun ini, musim basah atau musim penghujan termasuk cukup panjang. Sehingga berperan penting dalam menjaga pasokan air di area lahan tanaman padi milik petani di wilayah Kabupaten Temanggung.
Dengan ketersediaan pasokan air yang cukup itu, diharapkan mendukung cukupnya pasokan beras dalam menghadapi beberapa momentum penting termasuk bulan puasa.
"Dengan ketersediaan air yang cukup ini, pasokan (persediaan) beras saat menghadapi bulan puasa mendatang aman, bahkan diperkirakan melebihi target," imbuh Joko.
Dengan tercatat adanya surplus pasokan gabah itu, Pemkab Temanggung terus mendorong para petani untuk menanam tanaman pangan.
"Terpenuhinya produksi beras di Temanggung tersebut, karena adanya sinergitas antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah secara terus menerus dalam menjamin dan meningkatkan hasil produksi padi. Sehingga tahun ini kita bisa surplus," katanya.
Hal itu dinilai berguna untuk mengantisipasi adanya krisis pangan. Hal itu diupayakan dengan menambah jumlah luasan tanaman pangan termasuk padi, singkong, hingga ubi-ubian untuk bisa mencapai 1.000 hektare.***