Festival Sindoro Sumbing 2021 Wonosobo angkat Wayang Kedu Gagrag Wonosaban

- 16 Oktober 2021, 10:03 WIB
Puncak Festival Sindoro Sumbing (FSS) 2021 Wonosobo angkat Wayang Kedu Gagrag Wonosaban di Pendopo Wonosobo 14 Oktober 2021
Puncak Festival Sindoro Sumbing (FSS) 2021 Wonosobo angkat Wayang Kedu Gagrag Wonosaban di Pendopo Wonosobo 14 Oktober 2021 /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah

KABAR WONOSOBO – Agenda nasional dalam platform Indonesiana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bertajuk Festival Sindoro Sumbing (FSS) 2021 kembali dihelat di Wonosobo dan Temanggung.

Pada FSS 2021, Wonosobo mengangkat wayang Kedu gaya Wonosobo atau gagrag Wonosaban dan diawali riset serta penulisan buku oleh praktisi budayawan hingga dalang.

Diungkapkan pelestari Wayang Kedu Gagrag Wonosaban sekaligus dalang asal Wonosobo, Agus Suprasetya, Wayang tersebut mempunyai ciri khas kuat yakni lokalitas wonosobo.

“Wayang Kedu punya ukuran dan bentuk berbeda dari gaya Surakarta ataupun Yogyakarta. Bahkan sudah ada dan berkembang sejak tahun 1700-an di wilayah Temanggung Dan Wonosobo. Banyak filosofi luhur yang termuat dalam Wayang ini dan pelestarinya saat ini terbatas, bahkan pentas terakhir sekitar 2011 lalu,” kata Agus.

Baca Juga: Dua Kelompok Pelestari Kesenian Wonosobo, Wayang Othok Obrol dan Tari Daeng Terima Sertifikat HKI

Diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo, Agus Wibowo ada beberapa kegiatan yang mendukung Festival Sindoro Sumbing. Dimulai dengan lokakarya tim kerja, lokakarya Wayang Kedu Gagrag Wonosaban oleh dalang Agus Suprastya pada Kamis 14 Oktober 2021 lalu, serta spesifikasi tatah sungging oleh Untung (Temanggung).

“Nanti ada juga pelatihan Wayang Kedu Gagrag Wonosaban oleh maestro dalang asal Wonosobo yakni Ki Anom Suroso. Untuk pementasan dari Wonosobo oleh Dalang ki Agus Suprastya Ssn dan dari Temanggung oleh Ki Gunawan Purwoko Ssn,” tutur Agus Wibowo.

Selain pementasan wayang kedu, ada juga Konser Bundengan virtual yang tampilkan seni musik Bundengan klasik dan kontemporer yang dipadukan dengan Tari Topeng Lengger Wonosobo gaya Klasik.

Baca Juga: 4 Atlet Paralimpik Asal Wonosobo Siap Bertanding di Peparnas 16 Jayapura Papua

"Berbicara masalah budaya Wonosobo-Temanggung, kita banyak irisan-irisan yang sama dan tidak dibatasi batas wilayah. Tujuan utama upaya pemajuan kemajuan untuk kepentingann pendidikan pariwisata ekonomi dan kesejahteraan rakyat,” imbuh Agus Wibowo.

Tujuan utama dari agenda FSS 2021 diantaranya adalah untuk membangun kesadaran masyarakat untuk pelestarian, kembangkan semangat gotong royong, memberi ruang bagi para pelaku budaya untuk berekspresi, kembamgkan wahana edukasi bagi generasi muda untuk mengenal kekayaan dan keragamab budaya, dan terakhir integrasi pemajuan budaya lewat ekonomi kreatif.

“Meski dihelat terbatas, ini tetap mengusung ruh yang sama, berkolaborasi dengan Temanggung seperti di perhelatan perdana FSS 2019. Sindoro dan Sumbing sebagai ikon daerah Temanggung Wonosobo yang berdekatan serta budaya yang punya relasi. Untuk kali ini, ada 5 event yang masuk FSS 2021,” kata Agus Wibowo.

Baca Juga: Program Sekolah Pasar Modal Pemkab Wonosobo Bekerjasama dengan UI Mulai Buka Pendaftaran

Salah satu anggota tim riset Wayang Kedu Gagrag Wonosaban, Tatag Taufani Anwar menyebut bahwa ada beberapa item penting dalam FSS 2021, yakni termasuk warisan budaya alat musik bundengan tari topeng lengger dan khususnya wayang Kedu gagrag Wonosaban.

“Wayang ini uniknya tidak lama durasinya seperti pagelaran wayang pada umumnya, rencananya akan live di TV Temanggung dan streaming youtube pada tanggal 27 Oktober mendatang. Tahun ini FSS mengangkat tema Nirmolo ngruwat omo ngrumat budhoyo,” Pungkasnya.***

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x