Pencegahan Stunting Wonosobo Diperparah Pandemi Berkepanjangan, Butuh Alokasi Dana Desa dan Dukungan Swasta

6 Mei 2021, 21:06 WIB
rembuk stunting bersama sejumlah pihak di Pendopo Kabupaten pada Kamis 6 Mei 2021 /Dinas Kominfo Wonosobo

KABAR WONOSOBO – Upaya menekan stunting alias perlambatan pertumbuhan anak di Wonosobo semakin berat di masa pandemi COVID-19 yang telah berlangsung setahun lebih.

Dalam upaya menekan Stunting, juga terkait kekurangan gizi kronis. Saat ini, prosentase penderita stunting masih berada pada angka 32,5%, alias jauh di atas standard World Health Organization (WHO).

Bahkan selama masa pandemiCOVID-19 di Kabupaten Wonosobo, hanya 18,7 % kegiatan Posyandu yang berjalan normal. Sementara sebanyak 43,5 % Posyandu berhenti memberikan pelayanan dan 37,23 % lainnya mengalami penurunan kegiatan karena pembatasan kegiatan karena pandemi.

Baca Juga: Ganjar Luncurkan Gerakan Cinta Zakat Jateng, Bupati Wonosobo Minta ASN Salurkan Zakat Lewat Baznas

Dalam kegiatan rembuk stunting bersama sejumlah pihak di Pendopo Kabupaten pada Kamis 6 Mei 2021, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat berupaya mendorong pihak swasta untuk berperan dalam menyukseskan program penanganan dan pencegahan stunting.

“Setidaknya dibutuhkan 6 langkah dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting ini, meliputi Integrasi program menjaga gizi seimbang, mengamankan rantai pasok pangan sehat dan bergizi bagi kelompok rentan, dan penyediaan layanan rutin gizi ibu, bayi dan balita,” tutur Afif saat menyampaikan paparan.

Bupati menyebut pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi disamping penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi mikro untuk upaya itu.

Baca Juga: Papelink ASRI Wonosobo Kembali Berbagi Paket Sembako dan Takjil di Bulan Suci

Disebutkan juga pengambilan data tepat waktu dan informasi pembaruan keamanan pangan. Menurut bupati Afif, untuk menguatkan langkah strategis dalam pencegahan dan penanganan stunting di Wonosobo dibutuhkan kerjasama dengan PT Danone Aqua Indonesia, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Sosial Masyarakat  dan Dunia Usaha.

“Kita mesti membulatkan niat dan mempertegas komitmen untuk bekerja bersama, bahu-membahu dan bergotong royong demi kemajuan pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Wonosobo,” lanjut Afif.

Sementara itu, di kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah One Andang Wardoyo menilai urgensi pencegahan dan penanganan stunting menuntut komitmen seluruh pihak terkait.

Baca Juga: Omnibus Law dan Cabut IPL Wadas Muncul di 10 Tuntutan Aliansi Wonosobo Melawan pada May Day 2021

“Melalui forum Rembuk Stunting, pemkab Wonosobo berkomitmen melaksanakan upaya-upaya percepatan pencegahan dan penanganan stunting dengan mengalokasikan Penganggaran untuk percepatan pencegahan dan penanganan stunting bersumber dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten, Dana Desa, Dana CSR, dan sumber dana lain yang sah,” tegas Andang.

Sekda One Andang juga menekankan agar semua desa dan kelurahan wajib menganggarkan program dan kegiatan melalui dana desa dan kelurahan terkait upaya itu.

Diantaranya untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak, integrasi konseling gizi, ibu hamil, konseling balita sanitasi dan air bersih, perlindungan sosial dan layanan PAUD.

Baca Juga: Resep Petos Tempe Atos yang mirip Tempe Kemul Khas Wonosobo, Hasilnya Gurih dan Renyah

Selain itu disebut Andang, para camat juga wajib melakukan fungsi koordinasi dalam aspek perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan program dan kegiatan di desa/kelurahan.

Yaitu dengan menggunakan sumber daya yang ada di desa/kelurahan untuk kepentingan percepatan pencegahan dan penanganan stunting.

“Camat juga harus melaksanakan monitoring dan evaluasi secara terpadu dengan melibatkan para pihak yang berkepentingan harus terus dilakukan demi perbaikan dan pencapaian kinerja yang lebih optimal,” pungkasnya.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Dinas Kominfo Wonosobo

Tags

Terkini

Terpopuler