Anak-anak muda yang kelak meneruskan kesenian Wayang Othok Obrol dan Tari Daeng, disebut Andang diminta untuk bisa mengembangkan keduanya. Sehingga dalam tampilannya mampu menyesuaikan dengan kondisi kekinian, alias actual sesuai zamannya.
"Untuk wayang Othok Obrol mungkin bisa mencontoh bagaimana cara dalang kenamaan, Ki Enthus memainkan lakon yang selaras dengan era masa sekarang sehingga tetap menghibur bagi para penikmatnya," tutur One Andang yang masih menjabat sebagai Sekretaris Daerah.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Kristiyanto, dengan diterimanya Sertifikat HKI atas Seni Wayang Othok Obrol dan Tari Daeng, bakal menambah semangat para pelakunya.
Terlebih lagi dua kelompok seni yang ada di Desa Selokromo juga dimotori para pemuda setempat.
"Kita juga berharap, selain adanya regenerasi secara berkelanjutan, pentas kesenian tradisional seperti Wayang Othok Obrol maupun tari Daeng juga akan semakin banyak digelar, khususnya apabila nantinya masa Pandemi COVID-19 telah berakhir," katnya.
Keunikan dua kesenian, Seni Wayang Othok Obrol dan Tari Daeng bakal menjadi salah satu atraksi yang mampu menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Baca Juga: Jadi Kafe ‘Sunyi’ Pertama di Indonesia, Mute Area Tempat Berkarya para Difabel Tuli
Selain dua kesenian itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga telah mendapatkan pengakuan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari kesenian Tari Topeng Lengger serta alat musik Bundengan.***