Lewat Tular Nalar, Mafindo Ajak 100 Guru BK Berpikir Kritis, Waspadai Sampah Informasi Digital

- 6 Maret 2021, 10:15 WIB
Astin Meiningsih, Koordinator Wilayah Mafindo Wonosobo, ketika mengisi Tular Nalar Wonosobo, Jumat (5/3/2021)
Astin Meiningsih, Koordinator Wilayah Mafindo Wonosobo, ketika mengisi Tular Nalar Wonosobo, Jumat (5/3/2021) /dok. Kabar Wonosobo

 

KABAR WONOSOBO – Sedikitnya 100 Guru Mata Pelajaran Bimbingan Konseling (BK) se-Kabupaten Wonosobo mengikuti pelatihan bertajuk Tular Nalar.

Pelatihan yang mengajak guru BK kenali hoax alias berita bohong itu diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia atau Mafindo Korwil Wonosobo pada Jumat, 5 Februari 2021.

Tular Nalar digelar online via Zoom, menyasar para guru mulai dari tingkat SD,SMP, hingga SMA. Tular Nalar bertujuan memberikan pengetahuan mengenai kurikulum pembelajaran online anti hoax.

Baca Juga: Resmi Luncurkan Polisi Virtual untuk Pantau Konten Hoax, Bukan Upaya Kekang Kebebasan Berpendapat

Seperti tagline acara ini yaitu bukan sekadar paham, nantinya guru akan diajak berpikir kritis dan tanggap dalam menghadapi hoax atau berita bohong.

“Lewat Tular Nalar ini lebih jauh lagi guru dapat mengadopsi oleh para guru untuk bisa dipraktikan kepada peserta didiknya di dalam proses pembelajaran,” kata Koordinator Wilayah Mafindo Wonosobo Astin Meiningsih kepada KabarWonosobo.com.

Astin juga sebagai narasumber utama menyampaikan empat materi inti yaitu Perkembangan Era Digital, Berpikir Kritis, Kurikulum Tular Nalar, dan Penerapan Kurikulum Tular Nalar. Selain Astin, Project Manajer Tular Nalar Mafindo, Santi Indra Astuti juga membawakan beberapa materi.

Baca Juga: Jika UU ITE Tidak Beri Keadilan Jokowi Akan Minta DPR Revisi, Soroti Adanya Pasal Multitafsir

Selain diisi pemaparan materi, peserta disajikan video yang beragam mengenai penanganan hoax. Selain itu peserta juga ikut aktif dengan memberikan tanggapan terhadap ilustrasi yang diberikan oleh narasumber sehingga acara berjalan menarik dan tidak membosankan.

Ada juga game pertengahan sesi membuat peserta lebih antusias untuk mengikuti pelatihan hingga usai. Para peserta juga mengikuti diskusi terkait tema dan berbagi terkait apa yang dihadapi selama ini.

“Sebelum pemaparan disampaikan peserta lebih dulu diminta untuk mengisi pretest dan pada akhir sesi juga kembali mengisi posttest yang disediakan oleh tim Tular Nalar. Hal ini bertujuan agar panitia dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan yang dapat dicapai dalam kegiatan ini,” kata Astin.

Baca Juga: SAFEnet Soroti 9 Pasal ‘Karet’ yang Perlu Direvisi, Mencuat Topik Tentang Pemerintahan dan Defamasi

Hal lain yang menarik dari acara ini adalah pemaparan yang disampaikan oleh Project Manajer Tular Nalar Mafindo, Santi Indra Astuti. Santi mengatakan bahwa jika Tular Nalar adalah riak, maka riak ini akan menjadi gelombang.

“Gelombang ini lah yang akan  berubah menjadi sebuah ombak dan akan menyapu sampah-sampah digital informasi,” kata Santi.

Acara berlangsung sekitar tiga jam itu dibuka oleh Kabid Pengembangan Kurikulum dan Pemetaan Mutu Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Wonosobo, Slamet Faizi.

Baca Juga: Ini Pesan Gubernur Ganjar untuk Tim Robotik MAN 2 Wonosobo, Peraih Juara 3 Best Point MRC Nasional 2020

Dalam sambutannya Slamet Faizi menyampaikan bahwa acara Tular Nalar muncul sebagai solusi terhadap  sebagian permasalahan yang ada pada peserta didik.  

“Mengingat saat ini siswa dengan begitu mudah mengakses informasi di media sosial, kami berpesan agar para guru dapat mempraktikan ilmu yang didapat untuk inovasi pelajaran kedepannya,” katanya.

Acara bertajuk Tular Nalar tersebut juga diselenggarakan secara serentak oleh seluruh Mafindo di Indonesia dimulai dari bulan Mei dan akan berakhir bulan April nanti.***

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah