Pentas Wayang Kedu Wonosaban Kolaborasi 2 Dalang Wonosobo dan Temanggung dengan Lakon Sang Dewi Sri

- 29 Oktober 2021, 11:19 WIB
pagelaran Wayang Kedu dengan lakon Sang Dewi Sri secara virtual Rabu malam, 27 Oktober 2021
pagelaran Wayang Kedu dengan lakon Sang Dewi Sri secara virtual Rabu malam, 27 Oktober 2021 /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah

KABAR WONOSOBO – Platform Kebudayaan Indonesiana bekerja sama dengan Kemdikbudristek RI, Balai Pelestarian Nilai Budaya DIY, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung menghelat pagelaran Wayang Kedu dengan lakon Sang Dewi Sri secara virtual Rabu malam, 27 Oktober 2021.

Agenda live streaming dihelat langsung dan terbatas di Sasana Adipura Kencana dan disiarkan di TV Temanggung dan WEB TV Wonosobo.

Diungkapkan Kepala dinas Pariwisata Wonosobo, Agus Wibowo, pementasan itu masuk adalam agenda Festival Sindoro Sumbing (FSS) sebelumnya direncanakan pada bulan Juli 2021 tapi ditunda karena alasan kondisi pandemi.

Dua dalang yang tampil adalah Ki Agus Suprasetya dari Wonosobo dan Ki Gunawan Purwoko dari Temanggung yang duet dalam mengisahkan lakon Sang Dewi Sri.

Baca Juga: Festival Sindoro Sumbing 2021 Wonosobo angkat Wayang Kedu Gagrag Wonosaban

Agenda dibuka perwakilan dua kabupaten yakni Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dan perwakilan Bupati Temanggung, Tri Raharjo.

“Wayang Kedu ini sudah ada sejak abad ke-8 dan agenda ini adalah bentuk untuk melestarikan warisan budaya. Mari maju bersama lestarikan bersama,Temanggung dan Wonosobo positif inovatif kreatif,” tutur Tri.

Diungkapkan Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat bahwa agenda pementasan wayang Kedu gagrag Wonosaban tersebut adalah kerjasama yang sangat baik dari dua kabupaten dan untuk teruskan satu gagasan budaya.

Baca Juga: Dua Kelompok Pelestari Kesenian Wonosobo, Wayang Othok Obrol dan Tari Daeng Terima Sertifikat HKI

“Bagaimana kita inisiasi dan teruskan bersama adalah yang terpenting, dengan kesejarahan Wonosobo dan Temanggung yang sebelumnya satu wilayah. Wonosobo sebelumnya juga menggelar revitalisasi 2 kebudayaan di Selokromo, yakni wayang Othok Obrol dan Daeng,” kata Afif.

Sementara itu, kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Agus Wibowo menjelaskan bahwa Wayang Kedu yang ditampilkan 2 dalang tersebut memiliki karakter yang cukup beda dengan gagrag Solo dan Yogya.  Dari sisi durasi juga Wayang Kedu lebih singkat karena tidak harus dipentaskan semalam suntuk.

“Melalui Indonesiana kita lakukan kolaborasi bersama didukung Kemendikbudristek. Tujuan utamanya adalah lestarikan wayang kedu yang hampir punah. Saat ini ada 1 generasi Agus Suprasetya untuk direvitalisasi dan kolaborasi untuk dipentaskan,” kata Agus.

Baca Juga: Pewaris Daeng Selokromo Wonosobo Tinggal Selapis Generasi, Revitalisasi Lewat Pentas dan Muatan Lokal di SD

Berbagai perbedaan wayang Kedu juga dijabarkan dalam buku yang diterbitkan Disparbud Wonosobo terkait gagrag Wonosaban termasuk suluk dan gending pengiringnya. Juga ada dua karakter wayang yang tidak ada di Wayang lainnya.

“Sebenarnya perbedaan inilah yang jadi kekayaan budaya dan mari selamatkan ini untuk generasi muda. Harapan kami nanti bisa diadakan pertunjukan dengan atraksi destinasi wisata karena memang Wonosobo kuat di budayanya,” tutur Agus.***

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x