Angka Stunting Wonosobo Masih di Atas Batas Nasional, Serius Upayakan Berbagai Terobosan

- 13 Mei 2022, 18:21 WIB
Pemkab Wonosobo melakukan penyerahan data keluarga beresiko stunting hasil pendataan keluarga tahun 2021.
Pemkab Wonosobo melakukan penyerahan data keluarga beresiko stunting hasil pendataan keluarga tahun 2021. /Kabar Wonosobo

KABAR WONOSOBO - Angka stunting di Wonosobo masih menjadi permasalahan yang membutuhkan penyelesaian serius mengingat saat ini ada di angka 20% lebih.

Menanggapi kondisi itu, Pemerintah Kabupaten Wonosobo menfokuskan upaya penurunan ini dalam program pembangunan.

Angka stunting di Kabupaten Wonosobo dilihat dari data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) masih diatas 20%.

Berbagai terobosan yang dikemas dalam program pembangunan telah dilakukan Pemkab sebagai upaya yang serius dalam percepatan penanganya.

Baca Juga: Pejabat Administrasi Wonosobo Dituntut Tingkatkan Kompetensi dan Kapasitas untuk Wujudkan Kinerja Berkualitas

"Berdasarkan data SSGI masih di 28% tetapi data EPPGBM (aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) angka stunting Wonosobo yakni 20%, namun bila berdasarkan penimbangan serentak pada Februari 2022, data manual menunjukan angka stunting Wonosobo sudah 12,6%. Target nasional angka stunting pada 2024 di angka 14% artinya Wonosobo sudah dibawah target nasional," tutur Kepala Dinas PPKBPP-PA Kabupaten Wonosobo Dyah Retno Sulistyowati.

Hal itu mengemuka dalam Apel siaga Tim Pendamping Keluarga (TPK) Nusantara Bergerak yang berlangsung di Subang Jabar kamis 12 Mei, Pemkab Wonosobo melakukan penyerahan data keluarga beresiko stunting hasil pendataan keluarga tahun 2021.

Data diberikan kepada kader TPK, perwakilan Kelurahan Wonsobo Barat, Wonosobo Timur, dan Jaraksari, oleh Kepala Dinas PPKBPP-PA Kabupaten Wonosobo di Pendopo Bupati belakang.

Baca Juga: Pemkab Wonosobo Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Pembangunan SDM di Peringatan Hardiknas 2022

Yang mana jumlah Keluarga beresiko stunting di Wonosobo Timur sebanyak 549 kepala keluarga, Wonosobo Barat 792 Kepala Keluarga, dan Jaraksari 1934 Kepala Keluarga. Sementara Sasaran keluarga beresiko stunting yaitu baduta (bawah dua tahun), balita (bawah lima tahun), Ibu hamil dan catin (calon pengantin) atau PUS (Pasangan Usia Subur).

Dyah mengaskan pihaknya akan terus melakukan evaluasi, kroscek, verifikasi dan validasi mengenai angka stunting di Wonosobo ini.

Wonosobo sendiri memiliki sebanyak 2034 orang TPK Begerak. Pada setiap desa, DPPKBPP-PA menyiapkan 2 Tim TPK. Dimana tiap tim terdiri dari 3 orang, yakni bidan/nakes, tim PKK dan kader KB.

Kehadiran TPK bergerak merupakan terobosan baru dalam menurunkan angka stunting maupun kematian ibu dan anak yang ada di provinsi Jawa Tengah khususnya Kabupaten Wonosobo.

Baca Juga: 5 SMA Sederajat Unggulan di Wonosobo Berdasarkan Daftar 1000 Sekolah Terbaik di Indonesia Versi LTMPT

Sinergi Tim percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pemkab Wonosobo melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Anak (DPPKBPPPA) kabupaten Wonosobo.

Kegiatan apel siaga tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat kepada para pendamping keluarga dalam mendampingi keluarga untuk menangani stunting. Acara yang berpusat di alun-alun Subang Jawa Barat tersebut, sekaligus juga sebagai momentum Kick off verifikasi dan validasi data keluarga yang berisiko stunting berdasarkan data 2021. 

Sementara Kepala BKKBN Dr Hasto Wardoyo menegaskan salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting.

“Upaya ini dimaksudkan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global,” tegasnya.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan kab Wonosobo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x