Memahami Makna Gugur Gunung, Tradisi Gotong Royong dalam Adat Masyarakat Suku Jawa

23 Juli 2021, 23:45 WIB
Salah satu kegiatan bersih desa oleh masyarakat Jawa yang dikenal dengan gugur gunung //penggarit.desa.id/

KABAR WONOSOBO – Kesetiakawanan sosial dalam sebuah masyarakat sangat diperlukan, sebab hal tersebut mampu mengatasi seluruh permasalahan sosial yang ada.

Tindakan kesetiakawanan sosial seperti gotong royong ini mampu menumbuhkan kedekatan sosial.

Di masyarakat Jawa sendiri, terdapat istilah untuk menyebutkan kegiatan kesetiakawanan gotong royong yang sering disebut dengan gugur gunung.

Baca Juga: Intip Program Kawasan 5 Dieng Baru, hingga Rencana Bangun Miniatur Budaya 5 Benua di Eks Tambang Galian C

Gugur gunung menggambarkan aktivitas dalam suatu masyarakat yang saling berhubungan dan saling membantu dalam mewujudkan sebuah pekerjaan yang berguna untuk umum atau orang banyak.

Biasanya gugur gunung dilakukan saat hari Minggu, hari libur, atau menjelang hari raya dan hari peringatan kemerdekaan.

Membersihkan selokan atau parit, membuat jalan setapak, membangun pos kamling, hingga membuat jembatan merupakan serangkaian kegiatan masyarakat suku Jawa yang disebut sebagai gugur gunung.

Baca Juga: Dipakai Suga BTS hingga BLACKPINK, Hanbok Modern Ala Idol Kpop Perkenalkan Budaya Baru

Umumnya, gugur gunung dilakukan secara berkelompok, misalnya satu kampung atau satu desa.

Para warga secara bersama-sama melakukan kegiatan gugur gunung sebagai perwujudan kepedulian terhadap sesama.

Tradisi gugur gunung yang melekat pada orang jawa ini mengajarkan kita untuk memahami makna ikhlas.

Baca Juga: Ajaib! Harian Prancis Le Figaro Sebut Terapi Bekam Manjur sebagai 'Pengusiran Setan Ala budaya Islam'

Pasalnya, mereka yang mengikuti kegiatan ini jelas tidak mengharapkan suatu imbalan apapun.

Kemauan semata-mata hanya didasari rasa ikhlas dan kepedulian untuk saling tolong menolong.

Selain itu, tradisi ini juga mengajarkan kita tentang mempunyai sikap dan sifat untuk rela berkorban.

Baca Juga: Djujor, Budaya Pernikahan Unik di Lampung yang Dilakukan dengan Cara Menculik Gadis yang Ingin Dinikahi

Kita mengerti bahwa bagaimanapun kepentingan umum haruslah didahulukan daripada kepentingan pribadi.

Meski harus mengorbankan waktu, tenaga, hingga mungkin harta pribadi, hal itu tidak akan menjadi hambatan asalkan yang kita lakukan demi sebuah rasa kemanusiaan.

Kegiatan ini pun membuat kita menyadari betapa sebagai manusia kita punya kewajiban untuk bertanggung jawab pada lingkungan tempat tinggal.

Baca Juga: Budaya Karapan Sapi asal Madura, Jawa Timur Menjadi Ajang Pertaruhan Diri bagi Sang Sapi

Perkara kebersihan, ketertiban, dan keamanan tentu harus benar-benar diperhatikan oleh kita semua.

Seperti tradisi gugur gunung yang terkenal di Jawa, kearifan lokal semacam ini tentu harus tetap dilestarikan supaya tidak tergerus oleh zaman.

Mempertahankan sebuah budaya yang luhur penting di era modern seperti ini untuk melestarikannya ke anak cucu kita.***

 

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Pengertian Menurut Para Ahli

Tags

Terkini

Terpopuler