Menurut adat setempat tradisi ini sudah bukan hal tabu dan dianggap sebagai metode terbaik menikahkan anak perempuan mereka.
Para orang tua akan menganggap hal ini cukup adil karena anak gadisnya dapat memilih dengan leluasa pria yang dicintainya tanpa adanya paksaan.
Sehingga pernikahan pun akan awet, ini terbukti dengan tidak adanya angka perceraian di Suku Kreung.
Angka pemerkosaan di Suku Kreung sendiri sangat rendah bahkan hampir tidak ada berkat adanya tradisi seperti ini.
Ritual ini konon masih dilakukan tetapi mulai tergerus oleh zaman dengan masuknya teknologi di suku tersebut.
Gubuk yang dijadikan sebagai tempat perkenalan yang dulunya menggunakan bambu, kini sudah dibangun lebih modern dengan batu bata meski begitu tradisinya hampir tidak berubah.***