Dalam lagu tersebut diartikan bahwa harta benda sejatinya sangat berserakan di bumi ini dimana orang-orang selalu mengejarnya.
Bahkan orang bodoh atau di sini disebutkan sebagai seseorang yang minim pendidikan pun mencari harta duniawi tersebut dengan penuh nafsu ego, tindakan korupsi, jual beli jabatan yang tujuannya hanya untuk mencari kebahagiaan sesaat.
Baca Juga: Memahami Makna Gugur Gunung, Tradisi Gotong Royong dalam Adat Masyarakat Suku Jawa
Orang-orang bodoh itu diibaratkan sebagai bapak ompong yang terus mencari harta dengan hawa nafsu dan penuh keserakahan.
Kemudian disebutkan makna dalam lagu tersebut yang mengandung pesan bahwa justru siapa yang bijaksana lah yang akan menemukan kebahagiaan abadi.
Bukan mereka yang terus menerus mencari harta kekayaan tanpa rasa puas demi kepuasaan sesaat.
Mereka, orang-orang yang tersenyum justru menjalani setiap cerita hidup, walaupun berada hidup di tengah-tengah dunia yang penuh keserakahan.
Diingatkan melalui bait-bait dalam lagu jika seseorang akan mencapai kebahagiaan abadi harus menghindari kecintaan terhadap hal-hal duniawi.
Mereka hanya memerlukan hati nurani dan tetap rendah hati serta tidak pernah meremehkan orang lain.