Apa itu Tradisi Merti Tirta Amerta Bhumi di Situs Liyangan Temanggung?

- 16 Oktober 2023, 10:47 WIB
Kirab panji dan pembawa kendi air suci di ritual Tradisi Merti Tirta Amerta Bhumi di situs Liyangan Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo Temanggung, Minggu, 15 Oktober 2023
Kirab panji dan pembawa kendi air suci di ritual Tradisi Merti Tirta Amerta Bhumi di situs Liyangan Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo Temanggung, Minggu, 15 Oktober 2023 /Dinbudpar Temanggung

KABAR WONOSOBO - Situs bersejarah peninggalan Mataram Kuno abad ke-9 di Kawasan Liyangan sudah dikenal sebagai pusat peradaban manusia yang cukup tua di Pulau Jawa.

Salah satu ritual yang dikenal hingga saat ini dan dilaksanakan tahunan adalah Prosesi Merti Tirta Amerta Bhumi yang menjadi tradisi dan atraksi budaya sekaligus atraksi wisata.

Masyarakat Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung sudah berupaya melestarikan warisan budaya khas dan peninggalan leluhur dengan berbagai kegiatan.

Selain dengan merawat candi, juga tetap dijaga dari sisi budi pekerti, amal, dan lain sebagainya, termasuk ritual tahunan di situs yang diyakini peninggalan rakai Layang itu.

Baca Juga: Trah HB II Hadiri Tradisi Tenongan Laku Sikramat Dusun Pagerotan Pagerejo, Kenang Tempat Lahir Leluhur

Prosesi Merti Tirta Amerta Bhumi dilaksanakan di Situs Liyangan kawasan lereng Gunung Sindoro, yang ada di Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Minggu, 15 Oktober 2023.

Prosesi rutin tahunan itu dihelat seluruh warga lokal sebagai ungkapan syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus sebagai wujud pelestarian Situs Liyangan yang merupakan peninggalan kerajaan Mataram Kuno atau era kerajaan Medang.

Kegiatan Merti Tirta Amerta Bhumi diawali dengan ritual pengambilan air suci dan berlangsung dengan sangat khidmat. Merti Tirta Amerta Bhumi melibatkan masyarakat adat di sekitar Situs Liyangan dan Lereng Gunung Sindoro, perwakilan pemkab Temanggung, warga luar desa, hingga wisatawan domestik dan mancanegara.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan berebut gunungan yang tersusun dari hasil bumi yang sebelumnya diarak warga dan dibuka dengan kirab sejumlah penari wanita yang membawa Kendil berisi air suci.

Halaman:

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x