Sinopsis 'Sayap-Sayap Patah', Kisah Cinta Pilu Kahlil Gibran dan Selma Karamy

28 Juni 2022, 16:55 WIB
Buku Kahlil Gibran yaitu Sayap Sayap Patah diterjemahkan oleh sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono dari versi Arab yaitu Al Ajnihah Al Mutakassirah atau The Broken Wings. /Kabar Wonosobo/Khaerul Amanah/

KABAR WONOSOBO -  Lahir sebagai Gibran Khalil Gibran, sastrawan Lebanon yang juga menulis Sayap-Sayap Patah lebih dikenal sebagai Kahlil Gibran. 

Salah satu Kahlil Gibran yang paling masyhur yaitu Sayap-Sayap Patah telah diterjemahkan oleh sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono, melalui penerbit Bentang Pustaka tahun 2021 lalu. 

Sayap-Sayap Patah yang berisi kisah cinta berakhir tragis Kahlil Gibran dan Selma Karamy memiliki judul asli yaitu Al Ajnihah Al Mutakassirah (versi Arab) dan The Broken Wings (versi bahasa Inggris). 

Baca Juga: 20 Kutipan 'Laut Bercerita' Leila S Chudori, Novel yang Kisahkan Tragedi 1998

Tak hanya tentang kisah cinta, tetapi juga isu politik dan sosial

Sayap-Sayap Patah alias The Broken Wings memang merupakan karya Kahlil Gibran yang menceritakan mengenai tokoh 'aku' dengan kisah cinta tragisnya bersama Selma Karamy. 

Kendati demikian, fokus karya Kahlil Gibran yang sempat muncul di film populer Indonesia '5 CM' ini juga melirik hal lain. 

Isu politik, agama, sosial, bahkan pandangan penyair mengenai pandangan feminisme juga turut andil dalam buku terbitan Bentang Pustaka tahun 2021 lalu ini. 

Baca Juga: Review Novel 'Laut Bercerita' Leila S Chudori: Misteri Hilangnya Aktivis Tahun 1998

Kahlil Gibran menyorot Lebanon di masa ia muda, sekitar berusia awal 20-an, dengan memberikan gambaran politik yang terjadi. 

Termasuk peran tokoh keagamaan, yaitu karakter Uskup, yang lantas membuatnya harus berpisah dengan Selma Alkaramy. 

Tak hanya itu, Kahlil Gibran dengan cerdas menggambarkan tokoh agama yang memakai atribut 'mengayomi masyarakat' meski aslinya tidak. 

Baca Juga: Sinopsis Tabula Rasa: Novel Karya Ratih Kumala yang Bahas LGBT

Sayap-Sayap Patah juga dengan terang membahas mengenai ketimpangan gender melalui tokoh Selma Karamy. 

Kahlil Gibran menulis sindiran keras mengenai ketimpangan atas perempuan yang masih berlaku:

"Perempuan dipandang sebagai barang dagangan, dibeli dan diserahkan dari satu rumah ke rumah lain. Dan, ketika kecantikannya memudar, ia menjadi seperti alat rumah tangga tua yang ditinggalkan di sudut yang gelap."

Baca Juga: Eka Kurniawan Gambarkan Tuntutan Maskulinitas Lelaki dalam Novel Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas

 

Dipenuhi dengan syair cinta romantis khas Kahlil Gibran

Kahlil Gibran, penyair asal Lebanon, dikenal sebagai salah satu sastrawan masyhur dengan karya yang dibaca sepanjang masa. 

Sayap-Sayap Patah, misalnya, terbit perdana pada tahun 1922 dengan judul asli Al Ajnihah Al Mutakassirah tersebut dipenuhi oleh syair cinta puitis nan romantis. 

Kendati berisi kisah cinta berakhir tragis, perjalanan tokoh "aku" yang menggambarkan sosok Kahlil Gibran bersama Selma Karamy digambarkan dengan romantis di awal. 

Baca Juga: The Loneliest Girl in The Universe, Novel Psikologi Thriller Garapan Lauren James (Bagian 1)

Tokoh utama lainnya yaitu Selma Karamy juga digambarkan Kahlil Gibran dengan begitu romantis dan puitis. 

Selma Karamy muncul di bab 'Kata Awal' Sayap-Sayap Patah melalui deskripsi Kahlil Gibran, sebagai berikut:

"Selma Karamy adalah yang mengajariku bagaimana memuja kecantikan dengan contoh kecantikannya sendiri dan menyibakkan untukku rahasia cinta dengan kasih sayangnya; perempuan itu adalah yang pertama menyanyikan untukku puisi kehidupan nyata."

Baca Juga: Ulasan Buku Save The Cat Jessica Brody yang Jadi Panduan Terakhir Penulis sebelum Menulis Novel

Blurb Sayap-Sayap Patah

Diterjemahkan oleh sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono, Sayap-Sayap Patah yang juga berjudul The Broken Wings (terbit tahun 1968) miliki blurb atau sinopsis belakang buku sebagai berikut:

Dengan sensitivitasnya yang luar biasa, Kahlil Gibran merajut sebuah kisah cinta tentang sepasang kekasih yang indah dan menggelora. Namun, cinta mereka bukanlah tanpa halangan. Tradisi, tabu, politik, dan ketidakadilan menjadi penghalang bagi keduanya untuk bersatu. 

Baca Juga: Gambarkan Mahasiswa Hadapi Rezim Tahun 1998, Inilah Quotes Novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori

Sederhana, tetapi penuh makna. Itulah yang membuat karya Gibran begitu dekat di hati pembacanya. Diterjemahkan secara langsung oleh Sapardi Djoko Damono, penyair legendaris Indonesia, menjadikan napas liris dan puitis di dalam buku ini semakin terasa keindahannya. 

Inilah salah satu kisah cinta paling megah dan paling dikenal sepanjang masa, yang sering disandingkan dengan Romeo & Juliet karya William Shakespeare.***

Editor: Khaerul Amanah

Tags

Terkini

Terpopuler