Hati-hati, Telur Lalat yang Termakan Bisa Berkembang dalam Tubuh Manusia, Ini Bahaya dan Gejala Myiasis

- 27 Maret 2021, 23:26 WIB
Ilustrasi telur lalat hijau yang diperbesar di tangkapan layar kanal Youtube Reproduction Live TV.
Ilustrasi telur lalat hijau yang diperbesar di tangkapan layar kanal Youtube Reproduction Live TV. /Youtube.com/ Reproduction Live TV

KABAR WONOSOBO – Salah satu insiden yang cukup menjijikkan menimpa pelanggan restoran yang tengah menyantam Kimchi dan mendapati ada telur lalat di olahan sayur ala Korea itu.

Ternyata di kehidupan sehari-hari, lalat memang kerap meletakkan telurnya di makanan dan menyerupai benda lain, seperti beas, biji wijen, hingga parutan keju.

Maka kita harus lebih berhati-hati ketika memakan makanan yang tidak ditutup sempurna, apalagi berada di daerah yang banyak lalat dan membiarkan makanan di suatu tempat tanpa perhatian langsung.

Baca Juga: Bhutan, Negara Paling Bahagia di Dunia, Memulai Vaksinasi Covid-19 Massal Pertamanya dengan AstraZeneca

Kenyataannya, meski cukup jarang diketahui, telur lalat yang ada pada makanan dan termakan, bisa terus berkembang di dalam tubuh manusia. Bahkan akibatnya bisa menyebabkan beberapa penyakit yang mengganggu kesehatan.

Seperti dilansir KabarWonosobo.com dari Medical News Today pada 27 Mret 2021, jika suatu saat telur lalat tidak sengaja tertelan bersama makanan dan jika berkembang dalam tubuh manusia, disebut dengan fenomena myiasis.

Namun ada beberapa kondisi khusus untuk telur lalat agar bisa berkembang. Diantaranya memenuhi siklus dari larva menjadi lalat dewasa dalam waktu kisaran 9 hingga 21 hari atau tiga minggu.

Baca Juga: Punya Zat Pemicu 'Kebahagiaan' Coklat Hitam Terbukti Mampu Cegah Darah Tinggi dan Baik Buat Sakit Hati

Faktanya, lalat kerap menempelkan telurnya lewat banyak hal termasuk bangkai, kulit manusia, hewan ternak, tumbuhan, hingga makanan.

Berhati-hatilah jika makanan sudah terpapar lalat dalam jangka waktu yang cukup lama. Maka tidak ada salahnya menutup makanan meski dengan tutup berbentuk jaring kecil.

Di daerah panas yang banyak timbunan sampah. Seperti di kawasan pasar daging basah atau tempat pemotongan hewan, biasanya banyak dihuni lalat. Maka kita harus berhati-hati memeriksa makanan sebelum disantap.

Baca Juga: Sering Disepelekan, ‘Beton’ Biji Nangka Ternyata Kaya Manfaat, bahkan Atasi Penyakit Kanker

Kondisi lain yaitu ketika kita tengah dalam kondisi terluka dan rawan terkena kontaminasi bahkan di beberapa daerah banyak lalat yang menempel di luka.

Lebih bahaya lagi ketika lalat hijau menempel dan memasukkan telurnya lewat luka terbuka. Dengan bebasnya telur lalat bisa berkembang dalam tubuh dan hal itu kerap terjadi di hewan yang terluka parah.

Begitu pula bagi para peternaka atau mereka yang bekerja di kawasan peternakan yang didominasi sapi maupun kambing. Karena hewan-hewan berkaki empat itu kerap jadi sasaran perkembangan lalat hijau. Maka banyak peternak dan pegawai peternakan beresiko mengalami Myiasis.

Baca Juga: Kandungan Alkohol Tinggi hingga Mitos Sebabkan Keguguran, Ini Alasan Durian Tidak Cocok Dikonsumsi Ibu Hamil

Selain itu, di kondisi tubuh manusia yang lemah juga berpengaruh pada sistem pertahanan. Mengingat karena tubuh tidak bisa menghancurkan telur lalat yang biasanya dihancurkan di perut manusia.

Ada juga telur lalat yang berkembang di manusia yang memiliki penyakit diabetes hingga kardiovaskular atau masalah sistem peredaran darah.

Proses Myiasis pada telur lalat umumnya terjadi dalam waktu yang singkat dan menggerogoti jaringan di organ dalam manusia. Hal itu bisa dideteksi gejala seperti ruam dan gatal yang cukup parah di tempat lalat menempelkan telur. Kasus seperti itu kerap terjadi di lapisan kulit luar manusia.

Baca Juga: Earth Hour Tahun ini Beda! Ayo Ikut Selamatkan Bumi Satu Jam saja, Catat Waktunya

Sedangkan tempat lainnya termasuk pada bagian telinga hingga hidung, selain di luka yang terbuka. Yang paling umum dan cukup mengerikan telur lalat bisa berkembang di dalam organ pencernaan lewat makanan.

Gejala myiasis paling umum selain ruam adalah kram perut. Ada juga mual yang disertai muntah serta gatal di anus dan pendarahan dubur. Ada juga yang merasakan gejala seperti diare. Sementara gejala lainnya termasuk komplikasi pada kulit, aural, nasal, dan ophthalmic.

Untuk memastikan apakah seseorang terkena myiasis bisa dideteksi lewat tes darah lengkap, ultrasonografi, MRI maupun tes biopsi.

Baca Juga: Diperkirakan Harga Minyak Bakal Naik Akibat Lockdown Eropa, Produksi Turun Plus Macetnya Terusan Suez

Tetapi bagi yang khawatir terkena gejala myasis bisa mencegah agar telur lalat tidak berkembang menjadi penyakit dalam tubuh.

Langkah paling mendasar sebenarnya sudah sering diajarkan yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, lebih baik dengan sabun. Hal yang umum dilakukan di masa pandemic Covid-19.

Untuk menghindari lalat bertelur di pakaian, kita usahakan mengeringkan baju yang dicuci di bawah matahari dan ruangan yang terbuka. Antisipasi lainnya dengan setrika pakaian.

Baca Juga: Ada Air Melimpah di Permukaan Mars 3 Miliar Tahun Lalu Namun Menghilang, ini Sebabnya

Untuk mencegah lalat masuk ke rumah bisa dilakukan dengan memasang kelambu. Ada beberapa tanaman alami yang bisa menjadi pengusir lalat, seperti kemangi, lavender, mint, dan salam.

Ada juga cara alami lain untuk mengusir lalat dengan kulit jeruk, kantong plastik berisi air, dan kapur barus yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu.

Ketika berada di daerah tropis dan subtropis disarankan untuk memakai kemeja berlengan panjang serta penutup kaki untuk menghindari lalat hijau menempel.

Baca Juga: Mars Bisa Diubah Jadi Mirip Bumi, ‘Terraforming’ Jadi Alasan Lain Mengapa Red Planet Mungkin Dihuni (Bagian 2)

Jika ada gejala yang menyerupai kondisi myiasis, lebih bijaksana untuk segera berkonsultasi ke dokter untuk mencegah hal-hal lain yang tidak diinginkan.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: medicalnewstoday.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah