KABAR WONOSOBO – Baru-baru ini sekelompok Ilmuwan berhasil menemukan salah satu spesies Dinosaurus baru berjenis Sauropoda di Queensland, Australia.
Sauropoda adalah spesies dinosaurus yang memakan tumbuh-tumbuhan dan hidup pada Periode Kapur antara 92 juta dan 96 juta tahun yang lalu.
Pada zaman tersebut, benua Australia diketahui masih bersatu dengan benua Antartika.
Dikutip Kabar Wonosobo dari Reuters, Paleontolog memperkirakan bahwa tulang yang berhasil ditemukan berasal dari dinosaurus yang tingginya mencapai 5-6,5 meter di pinggul dan memiliki panjang 25-30 meter.
Sebagai perbandingan, tinggi dinosaurus tersebut serupa gedung dua lantai dan panjangnya seperti lapangan basket.
Dengan ukurannya tersebut, dinosaurus tersebut diperkirakan menjadi salah satu yang terbesar yang pernah hidup di muka bumi.
Baca Juga: Sumur Peninggalan Majapahit, Berbahan Jobong Kuno Ditemukan di Wajak Lor, Tulungagung
Bahkan dinosaurus tersebut masuk dalam lima besar dunia, bersanding dengan kelompok elit titanosaurus yang sebelumnya hanya ditemukan di Amerika Selatan.
Penemuan ini disampaikan langsung oleh seorang kurator dan paleontolog Museum Queensland, Scott Hocknull
"Penemuan seperti ini hanyalah puncak gunung es," kata Hocknull.
Baca Juga: Kota Kuno Mesir Ditemukan, Arkeolog Sebut Penemuan Terbesar Setelah Makam Tutankhamun
Paleontolog kemudian memberi nama temuan tersebut ‘Australotitan cooperensis’.
Namanya berasal dari kata-kata yang berarti ‘titan dari selatan’ dan nama sungai di dekat lokasi penemuan tulang-tulang makhluk tersebut mulai ditemukan pada 2006, tepatnya di sebuah peternakan sapi di Eromanga, Negara Bagian Queensland.
Konfirmasi mengenai penemuan spesies baru tersebut merupakan sebuah pencapaian dari perjalanan panjang penggalian terhadap dinosaurus yang lebih dikenal dengan nama panggilan ‘Cooper’ tersebut.
Baca Juga: Ada Air Melimpah di Permukaan Mars 3 Miliar Tahun Lalu Namun Menghilang, ini Sebabnya
Cooper dikatakan sebagai spesies yang baru ditemukan karena setelah dibandingkan dengan temuan lain, ia memiliki perbedaan karakteristik.
Pun begitu, belulang dinosaurus yang sangat besar, rapuh, berat dan disimpan di museum di seluruh dunia membuat studi ilmiah terhadap spesies-spesies dinosaurus menjadi sulit dilakukan.
Ini adalah pertama kalinya tim dari Museum Sejarah Alam Eromanga, bersama dengan Museum Queensland menggunakan kecanggihan teknologi digital baru sebagai alat untuk memindai setiap tulang secara tiga dimensi untuk perbandingan.
"Untuk memastikan Australotitan adalah spesies yang berbeda, kami perlu membandingkan tulangnya dengan tulang spesies lain dari Queensland dan secara global. ni adalah tugas yang sangat panjang dan melelahkan," ungkap Hocknull.***