The Loneliest Girl in The Universe, Novel Psikologi Thriller Garapan Lauren James (Bagian 1)

- 3 Februari 2022, 16:43 WIB
The Loneliest Girl in The Universe ditulis Lauren James dengan genre psikologi thriller
The Loneliest Girl in The Universe ditulis Lauren James dengan genre psikologi thriller /Instagram @penerbitbaca

KABAR WONOSOBO― Pada April 2021, novel Lauren James berjudul The Loneliest Girl in The Universe resmi diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

The Loneliest Girl in The Universe merupakan novel bergenre psikologi thriller tentang Romy Silvers, komandan pesawat luar angkasa The Infinity dalam misi pencarian Bumi II.

Sekilas, tidak ada jalan cerita “mendebarkan” melalui judul yang ditulis Lauren James.

Namun, kisah yang dibangun Romy Silvers dengan menjadi satu-satunya awak “hidup” di The Infinity dan hubungannya dengan J. Shoreditch mulai menjadi cerita baru.

 Baca Juga: Sinopsis Laut Bercerita Karya Leila S Chudori, Kisah Pilu Biru Laut yang Rekam Masa Kelam Orba

Romy Silvers, Penemuan Bumi II, dan Fakta Sains Masa Depan

The Loneliest Girl in The Universe karya Lauren James menceritakan mengenai perjalanan Infinity, pesawat antariksa, ke Bumi II.

Romy Silvers merupakan “Si Bayi Antariksa” yang terlahir dari sepasang astronout yang pertama mengawasi Infinity.

Lauren James tidak hanya membuat sebuah kisah dengan balutan psikologi dan thriller.

Namun, juga penggambaran di masa depan bahwa mungkin suatu hari nanti manusia berpotensi membangun peradaban di planet baru.

Dilansir oleh Kabar Wonosobo pada 26 Januari 2021, NASA mengabarkan telah menemukan planet baru yang disebut “berpotensi” menjadi tempat tinggal baru.

Kendati saat itu masih memerukan banyak waktu lantaran ilmuwan masih melakukan penelitian lebih lanjut terutama mengenai keberadaan air, bebatuan, dan gas di dalam planet tersebut.

Baca Juga: NASA Ungkap Temuan Bukti Tanda-tanda Kehidupan di Mars

Lauren James memberikan gambaran Bumi II sebagai planet yang mirip dengan Bumi saat ini dan dijadikan tempat tinggal manusia.

Menggunakan waktu di masa depan, karakter seperti orang tua Romy Silvers, merupakan para astronout yang melewati beragam seleksi selama lebih dari satu dekade.

Penemuan planet, membuat pesawat antariksa, tidur torpor, membawa sel-sel makhluk hidup, juga digambarkan membutuhkan waktu lama.

Hal tersebut menggambarkan bahwa mungkin saja di masa depan, para ilmuwan seperti di NASA juga melakukan hal serupa.

 Baca Juga: Sinopsis Novel Amba Karangan Laksmi Pamuntjak Sajikan Roman hingga Nilai Moralitas dan Sejarah Bangsa

Cinta Buta Menuntun Romy Silvers dalam Masalah

Terlahir di Infinity, Romy Silvers tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun selain kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Romy seharusnya melakukan tidur torpor setelah lima tahun bertugas.

Namun, karena kelahirannya, mereka akhirnya tidak berganti “giliran tidur” dengan astronout lain dan fokus membesarkan Romy.

Kematian ayah Romy dan tidurnya sang ibu membuat karakter tersebut sendirian di Infinity.

Satu-satunya komunikasi Romy adalah dengan Molly, psikolog yang ditunjuk NASA untuk “mengawal” Romy.

Kehadiran Eternity dengan J. Shoreditch mulai mengubah hidup Romy Silvers yang beranjak dewasa.

Romy Silvers dengan mudah dekat dengan sosok J meski ia belum sempat bertemu.

Cinta buta yang dimiliki Romy Silvers kepada J. Shoreditch membawa permasalahan utama di The Loneliest Girl in The World.

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: NASA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x