Krisis Energi di China Makin Parah, Listrik ke Rumah Tangga dan Pabrik-Pabrik Dijatah

- 21 Oktober 2021, 15:32 WIB
Salah satu perusahaan pembangkit listrik di China
Salah satu perusahaan pembangkit listrik di China /Tingshu Wang/Reuters

KABAR WONOSOBO – Krisis energi berbulan-bulan di China semakin parah, dengan harga batu bara dan gas alam sekarang mencapai rekor tertinggi.

Kebijakan penjatahan daya darurat masih berlaku, yang berarti banyak rumah tangga dan pabrik-pabrik di China sama-sama mendapat daya yang terbatas.

Krisis energi China biasanya terjadi ketika negara itu tengah memasuki musim dingin yang semakin dekat, dimana energi itu akan dimanfaatkan sebagai alat penghangat.

 Baca Juga: Terbongkar! Di Tengah Krisis Pangan, Korea Utara  Ternyata Diam-Diam Tengah Genjot Program Rahasia Ini

Krisis energi tersebut setidaknya melanda 20 provinsi di mana mereka kekurangan pasokan listrik.

Para pekerja diminta menaiki tangga saat di pabrik, bukan lift atau elevator; produsen dipaksa memotong waktu produksi secara drastis; sementara rumah tangga mengalami pemadaman listrik berhari-hari.

Di dalam ekonomi intensif energi di China, penjatahan listrik untuk pabrik dan bisnis berlaku untuk lebih dari selusin provinsi.

 Baca Juga: PBB: Sebanyak 350.200 Orang Tewas dalam Krisis Suriah yang Telah Berlangsung Selama Satu Dekade

Beberapa provinsi telah memerintahkan pabrik untuk menghentikan semua produksi selama beberapa hari setiap minggu.

Bahkan mulai dari awal Mei pemilik pabrik semakin beralih ke generator diesel untuk menjaga bisnis mereka tetap berjalan di tengah krisis energi yang meningkatkan kekacauan.

Itu dilakukan oleh para pemilik pabrik untuk menjaga produksi mereka di tengah krisis energi yang tidak kunjung usai.

 Baca Juga: Utusan Khusus Inggris Bertemu dengan Perwakilan Taliban Bahas Krisis di Afghanistan

Krisis ini pun membuat pihak berwenang China khawatir dan para pengusaha panik akan bisnisnya yang tersendat-sendat.

Sektor-sektor intensif energi seperti produksi logam dan semen diperkirakan menjadi salah satu yang paling terpukul.

Pabrik-pabrik ini takut tidak bisa memenuhi pesanan yang membludak menjelang akhir tahun.

 Baca Juga: Harga Produksi Listrik Melonjak 5000 Persen, Ribuan UMKM di Inggris Terancam Gulung Tikar karena Krisis Energi

Kekurangan energi ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari banjir di provinsi-provinsi penghasil batu bara di China, permintaan barang-barang yang meningkat setelah pelonggaran pandemi, dan kebijakan energi yang tidak seimbang.

Keadaan distorsi pasar China juga mengalami tingkat keekstreman yang tinggi termasuk penjatahan listrik dan kontrol harga, semuanya ini sangat berkontribusi atas kekurangan energi di China.

Kemudian, secara global ketergantungan pada produksi tenaga hijau dan oportunisme Rusia juga semakin memperburuk pasar energi yang semakin ketat sehingga mempengaruhi negara-negara lain termasuk China.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Forbes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah