Status Demokrasi India Turun Jadi ‘Bebas Sebagian’ dengan Skor 67, Diungkap Freedom House Karena Narendra Modi

- 5 Maret 2021, 18:59 WIB
Perdana Menteri India Narendra Modi dari tangkapan layar kanal Youtube United Nations.
Perdana Menteri India Narendra Modi dari tangkapan layar kanal Youtube United Nations. /Youtube.com/ United Nations

Lembaga penelitian yang berbasis di Washington DC itu mencatat bahwa menurunnya tingkat demokrasi suatu negara dapat berdampak buruk pada standar demokrasi dunia. Indicator yang diambil berasal dari berbagai peristiwa termasuk demonstrasi.

"Tahun lalu, pemerintah meningkatkan perlakuan kerasnya terhadap pengunjuk rasa yang menentang undang-undang kewarganegaraan yang diskriminatif, dan menangkap puluhan jurnalis yang menyuarakan kritik atas tanggapan pemerintah terhadap pandemi," tambahnya.

Baca Juga: Kudeta Myanmar Pemerintah Militer Kembali Putus Internet, Protes Pendukung Aung San Suu Kyi Dihalau Pasukan

Skor India turun karena banyak faktor, termasuk independensi peradilan yang masih kurang, penggunaan hasutan dan berbagai tuduhan untuk menghalangi kebebasan berbicara, krisis migran karena lockdown semasa Covid-19, kebebasan di dunia maya yang semakin memprihatinkan dan pembebasan tersangka kasus pembongkaran Masjid Babri tahun 1992.

Freedom House bahkan membuat penilaian tersendiri terhadap "Kashmir India", melabelinya sebagai "bebas sebagian". Karena wilayah Line of Control itu, skornya turun dari 28 menjadi 27. Seperti kita ketahui, Kashmir adalah wilayah yang disengketakan antara Pakistan dan India, dan Kasmir India adalah wilayah Kashmir yang berada di bawah pengaruh administratif India.

Laporan itu mengambil contoh kasus fitnah dan penangkapan terhadap anggota gerakan misionaris Islam, Tablighi Jamaat, setelah mengadakan pertemuan di Delhi yang mana pemerintah mengaitkannya dengan penyebaran virus corona. Seluruh anggota yang berjumlah 36 orang menghadapi dakwaan, namun kemudian dibebaskan oleh pengadilan.

Baca Juga: Ini Latar Belakang Demonstrasi Besar-besaran Di Thailand Yang Akibatkan Puluhan Orang Luka dan Masih Berlanjut

Lembaga tersebut juga menyoroti undang-undang anti-konversi "love jihad" yang disahkan oleh negara bagian Uttar Pradesh India untuk melarang konversi agama secara paksa melalui pernikahan beda agama, dan berujung penangkapan sejumlah pria Muslim karena peraturan tersebut.

"Di bawah kepemimpinan Modi, India tampaknya telah menanggalkan kemungkinan untuk bisa menjadi pemimpin demokrasi global, mengangkat kepentingan segelintir nasionalis Hindu namun dengan mengorbankan nilai-nilai dasar atas inklusivitas dan persamaan hak untuk semua," ungkap laporan itu.

India bukan satu-satunya negara yang disorot dalam laporan tersebut karena skornya yang menurun. Penulis mencatat, populasi India yang besar telah menyeret persentase orang yang tinggal di negara dengan level demokrasi "bebas" di seluruh dunia turun di bawah 20 persen untuk pertama kalinya sejak 1995.

Halaman:

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah