Ketua parlemen telah menyebutkan usia, tempat lahir, dan nama ibunya dalam pengumuman tersebut, namun tidak ada laporan tentang siapa dia di media sosial maupun informasi lebih lanjut tentangnya.
Dua kandidat lainnya juga telah mengajukan nama mereka, termasuk seorang pengusaha yang sebelumnya mencalonkan diri melawan Assad pada tahun 2014.
Pada pemilu 2014 itu Assad mengklaim memenangkan hampir 90% suara.
Meskipun Assad belum mendaftar, dia diharapkan banyak orang untuk mencalonkan diri lagi dan memenangkan masa jabatan tujuh tahunan keempatnya.
Assad sendiri berkuasa sejak 2000, ketika dia mengambil alih kursi kepemimpinan yang kosong setelah kematian ayahnya yang sebelumnya telah memerintah Suriah selama 30 tahun.
Suriah baru mulai mengizinkan pemungutan suara multi-kandidat pada pemilu 2014.
Persaingan dengan Assad hanyalah bersifat simbolis dan dilihat oleh oposisi dan negara-negara Barat sebagai tipuan yang bertujuan untuk memberikan lapisan legitimasi kepada presiden yang sedang menjabat.
Komunitas internasional sepertinya tidak akan mengakui keabsahan pemilu yang akan datang.