Bencana kelaparan tersebut dipicu oleh terhentinya industri dan pertanian akibat kelangkaan suku cadang dan tidak adanya pasokan bahan bakar.
Bencana kelaparan dan kekurangan makanan tidak hanya menimpa warga sipil, namun juga melanda tentara yang sedang menjalani wajib militer.
Baca Juga: Kim Jong Un Terlihat Makin Kurus, Warga Korea Utara Prihatin dan Menangis
Karena bencana kelaparan tersebut, seorang gadis berusia 6 tahun dilaporkan hilang saat tengah bermain di tepi sungai.
Padahal sungai tersebut terletak di sekitar rumahnya yang berada di daerah Sungchon, sebelah utara Pyongyang.
"Dia diculik dan disandera oleh seorang pria berusia tiga puluhan yang tinggal di desa yang jauh dari rumahnya," ungkap salah seorang saksi mata yang tidak disebut namanya.
Baca Juga: Baru Saja Alami Krisis Pangan, Lahan Pertanian di Pantai Timur Korea Utara Hancur Diterjang Banjir
Si penculik disinyalir mengetahui jika anak yang diculiknya adalah anak dari orang yang terbilang berada.
Pelaku penculikan bahkan telah memiliki nomor dari orang tua anak yang mereka culik sebelum melakukan aksi kejahatan tersebut.
Sebagai pengganti dari anak yang diculik tersebut, pelaku meminta uang tebusan sekitar 500 ribu won atau sekitar 8,84 juta rupiah kepada orang tua si anak.