KABAR WONOSOBO – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini mengatakan bahwa dirinya ingin Amerika Serikat (AS) menarik pasukannya dari negara-negara lain di kawasan itu.
Erdogan meminta Joe Biden melakukan hal yang serupa dengan bagaimana AS menarik diri dari Afghanistan.
Dalam wawancara yang disiarkan oleh sebuah stasiun televisi, Erdogan secara khusus menyebut Suriah dan Irak sebagai dua negara di mana Amerika Serikat harus mengakhiri kehadiran militernya.
Dia menyarankan bahwa langkah tersebut akan mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut.
Erdogan mengatakan bahwa tidak ada artinya lagi bagi AS untuk tinggal di Suriah atau pun Irak.
Menurutnya, jika AS ingin menciptakan sebuah perdamaian tentu hal yang harus dilakukan adalah melangkah keluar dari kedua negara itu.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Bagian Selatan Turki Merambah ke Daerah Pemukiman, Enam Orang Tewas
AS dapat meninggalkan orang-orang di sana dan membiarkan administrasi di negara tersebut mengambil keputusannya secara mandiri.
Erdogan sendiri menginginkan pasukan militer AS mundur seperti halnya yang mereka lakukan ketika menarik pasukannya di Afghanistan setelah kelompok Taliban berkuasa di negara tersebut.
Langkah tersebut bagi Erdogan merupakan satu hal yang terbaik untuk tetap menjaga perdamaian.
Ketika ditanya apakah dia pernah mengangkat masalah kemungkinan penarikan dari Suriah dengan mitranya dari AS, Joe Biden, Erdogan mengatakan bahwa dia tidak pernah bertanya tentang hal itu ketika mereka bertemu di Brussels.
Dia menambahkan bahwa dia dan Biden sebagian besar fokus pada Afghanistan dalam percakapan mereka.
Seperti diketahui, pasukan Amerika masih dikerahkan di Irak meskipun beberapa upaya untuk menarik mereka keluar sejak dimulainya serangan AS terhadap negara itu.
Irak menjadi negara kedua yang terlibat perang paling panjang dengan Amerika Serikat setelah Afghanistan.
Sementara di Suriah, AS tidak pernah menerima mandat Dewan Keamanan PBB atau undangan Damaskus untuk mengirim pasukannya ke negara itu.
Pemerintah Suriah menyebut kehadiran pasukan Amerika Serikat di tanahnya dan keterlibatannya dalam ekstraksi dan ekspor sumber daya alam dianggap ilegal.***