KABAR WONOSOBO - Ribuan karavan imigran dan pencari suaka dari Amerika Tengah dan Karibia melanjutkan perjalanannya melalui Meksiko selatan pada hari Senin, meskipun ada kekhawatiran bahwa setengah dari mereka dapat terluka atau sakit, termasuk terserang demam berdarah.
Kabir Sanchez, seorang dokter sukarelawan yang membantu merawat anggota karavan yang terluka, mengatakan dia dan rekan-rekannya merawat puluhan orang pada Sabtu dengan cedera kaki, masalah pernapasan, infeksi, dan wanita hamil yang berisiko keguguran.
"Lebih dari 50% orang di karavan itu sakit," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Baca Juga: Rela Lepas Status Bangsawan Demi Cinta, Inilah 5 Fakta Pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro
Selama seminggu terakhir, sekitar 3.000 migran, kebanyakan perempuan dan anak-anak, telah berjalan kaki lebih dari 100 km (60 mil) dari kota Tapachula di perbatasan Guatemala, berjuang melalui panas terik dan hujan malam.
Dia mengatakan anggota karavan lain memiliki kemungkinan kasus virus corona, tetapi pemerintah belum menyediakan tes COVID-19.
Institut Migrasi Nasional (INM) pemerintah tidak segera menjawab permintaan komentar tentang pengujian COVID-19.
Baca Juga: Taliban Sebut Jika Afghanistan Terus Tidak Diakui Maka Akan Menjadi Masalah Dunia
INM memang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa enam orang di karavan, termasuk lima anak-anak, telah terjangkit demam berdarah.