Pemahat Patung Tiananmen Asal Denmark Minta Kekebalan Hukum Untuk Membawanya Pulang

- 12 November 2021, 22:47 WIB
"Pillar of Shame" setinggi delapan meter karya pematung Denmark Jens Galschiot untuk memberi penghormatan kepada para korban penumpasan Lapangan Tiananmen di Beijing pada 4 Juni 1989 terlihat sebelum dipindahkan ke Universitas Hong Kong ( HKU) di Hong Kong, Tiongkok, 12 Oktober 2021.
"Pillar of Shame" setinggi delapan meter karya pematung Denmark Jens Galschiot untuk memberi penghormatan kepada para korban penumpasan Lapangan Tiananmen di Beijing pada 4 Juni 1989 terlihat sebelum dipindahkan ke Universitas Hong Kong ( HKU) di Hong Kong, Tiongkok, 12 Oktober 2021. /REUTERS/Tyrone Siu/Files

KABAR WONOSOBO - Pemahat patung Denmark yang membuat patung pengunjuk rasa pro-demokrasi yang terbunuh selama penumpasan Lapangan Tiananmen China pada tahun 1989 meminta otoritas Hong Kong memberi kekebalan hukum untuk membawa pulang patung buatannya ke Denmark.

Jens Galschiot meminjamkan patung tembaga dua ton setinggi delapan meter yang disebut "Pillar of Shame" kepada kelompok masyarakat sipil setempat, Aliansi Hong Kong dalam Mendukung Gerakan Demokratik Patriotik di China, untuk selama-lamanya.

Patung itu, yang menggambarkan lusinan tubuh yang robek dan terpelintir, telah dipajang di Universitas Hong Kong selama lebih dari dua dekade.

Baca Juga: Jurnalis AS Dijatuhi Hukuman 11 Tahun Pengadilan Militer Myanmar

Setelah Aliansi dibubarkan pada bulan September dengan beberapa anggota yang dituduh melakukan pelanggaran keamanan nasional, universitas meminta kelompok tersebut memindahkan patung itu dari tempatnya.

Dalam sebuah surat terbuka pada hari Jumat, Galschiot, yang menilai patung itu sekitar 1,4 juta dollar AS, mengatakan dia bersedia untuk membawanya kembali ke Denmark, tetapi kehadirannya di Hong Kong diperlukan agar operasi yang rumit itu berjalan dengan baik.

Kerjasama dari universitas dan otoritas kota untuk bantuan teknis, penghalang jalan dan izin juga diperlukan, katanya.

Baca Juga: Cerita Migran Dipukuli dan Terjebak di Perbatasan Belarusia-Polandia Tanpa Makanan Kedinginan

Selain itu, Galschiot meminta jaminan bahwa dia tidak akan dituntut di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Beijing pada tahun 2020 untuk menghukum apa yang dilihatnya sebagai subversi, pemisahan diri, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing.

Halaman:

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x