Beberapa drone yang saat ini dimiliki Ukraina antara lain AeroVironment (AVAV.O) RQ-20 Puma AE, dan Bayraktar-TB2 Turki.
Namun drone MQ-1C Gray Eagle buatan Amerika Serikat yang rencananya akan dijual ini, diklaim lebih canggih karena mampu terbang hingga 30 jam dan dapat mengumpulkan data dalam jumlah besar untuk tujuan intelijen.
Baca Juga: Lagi, Pria Bersenjata Tembaki Gedung Medis Tulsa Oklahoma AS
Drone MQ-1C Gray Eagles dikenal luas mampu membawa beban berat hingga delapan rudal Hellfire yang berdaya ledak kuat.
Salah satu pakar militer bernama Dan Gettinger dari Vertical Flight menjelaskan keunggulan drone MQ-1C Gray Eagles buatan Amerika Serikat.
"Umumnya MQ-1C Gray Eagles adalah pesawat yang jauh lebih besar dengan berat lepas landas maksimum sekitar tiga kali lipat dari Bayraktar-TB2, keunggulannya dalam kapasitas muatan, jangkauan, dan daya tahan,” kata pakar drone Dan Gettinger dari Vertical Flight.
Baca Juga: Ukraina Kirim Relawan Tentara LGBT ke Medan Perang dengan Simbol Khusus Unicorn
Menurut Dan Gettinger, MQ-1C Gray Eagles sangat kompatibel dengan lebih banyak variasi amunisi daripada Bayraktar-TB2.
Saat ini staf administrasi Presiden Joe Biden sedang berdiskusi dengan Kongres tentang potensi penjualan drone tersebut ke Ukraina dalam beberapa hari mendatang.
Jika keputusan final telah dibuat, nantinya akan segera diumuman ke publik oleh Presiden Joe Biden sendiri.