Orang Hongkong Bingung Tampung Limbah di Mana, Penduduk Terpaksa Lakukan Hal Ini

- 25 Januari 2023, 23:25 WIB
Tempat pembuangan sampah Hongkong dengan cepat kehabisan ruang, dan 30 persen dari total limbah padat kota merupakan limbah makanan
Tempat pembuangan sampah Hongkong dengan cepat kehabisan ruang, dan 30 persen dari total limbah padat kota merupakan limbah makanan /Dennis/Pixabay

KABAR WONOSOBO - Setiap malam, tepat setelah waktu makan malam, penduduk di kawasan publik di Aberdeen membuang sisa makanan mereka di tempat daur ulang cerdas.

Mereka melakukannya sebagai bagian dari percobaan 18 bulan oleh pemerintah untuk mendorong daur ulang sebagai kebiasaan.

Tempat pembuangan sampah Hongkong dengan cepat kehabisan ruang, dan 30 persen dari total limbah padat kota merupakan limbah makanan.

Baca Juga: HASIL AKHIR Skor Indonesia vs Hongkong Kualifikasi Piala Asia U20 2023, Bekal Penting Lawan Vietnam

“Beberapa orang mungkin merasa terganggu untuk turun dan mendaur ulang sampah makanan setiap hari, tetapi kita harus menjaga mentalitas ramah lingkungan ini sebagai warga negara,” kata seorang warga dikutip dari berita CNA.

“Lebih baik menyimpan skema limbah makanan ini selamanya. Ini lebih nyaman bagi kami dan setiap orang dapat mengembangkan kebiasaan yang baik,” tutur salah satu warga.

Sejak diluncurkan pada Oktober tahun lalu, inisiatif ini telah mengumpulkan sekitar 43 ton limbah makanan di lima perkebunan.

Baca Juga: Peringatan Masih Dilarang di China, Para Aktivis Hongkong Tidak Pernah Lupa dengan Sejarah Berdarah Tiananmen

MENDORONG WARGA UNTUK DAUR ULANG

Warga bisa mendapatkan hingga 50 poin sehari ketika mereka mendaur ulang.

Seratus lima puluh poin dapat ditukar dengan sebungkus mie, sementara 1 kg beras diberikan sebagai hadiah untuk 1.000 poin.

Insentif menarik banyak orang dengan penduduk yang memahami kebutuhan mendesak untuk menangani limbah dengan lebih baik.

Baca Juga: Jimmy Lai dan Aktivis Pro Demokrasi Hongkong Lainnya Akan Dijatuhi Hukuman Baru Akibat dari Aksi Protes

“Saya sudah mengurangi sepertiga sampah saya, daripada membuangnya ke tempat pembuangan akhir,” kata seorang warga.

“Selain itu, sisa makanan bisa dijadikan pupuk tanaman atau pakan ternak, sehingga tidak terbuang sia-sia. Kami berharap bahwa kami dapat melakukan ini demi generasi berikutnya.” imbuhnya.

“Selama skema ini berlanjut, saya ingin terus mendaur ulang semua limbah makanan saya. Saya telah melihat beberapa orang yang lebih tua dari saya, setelah mereka belajar cara mengoperasikan tempat sampah, mereka juga bersedia untuk berpartisipasi.” ujar penduduk lain.

Baca Juga: KREATIF! Persit Wonosobo Sulap Limbah Botol Bekas Jadi Kursi Teras Cantik, Berikut Tahapan Pembuatannya

Terlepas dari keberhasilan relatif, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah uji coba akan tetap ada, karena pemerintah perlu mempelajari lebih lanjut keefektifan biayanya.

Pemerintah Hong Kong telah menyusun rencana untuk mengurangi tekanan pada tempat pembuangan sampahnya dan mengatasi pengelolaan limbah di kota tersebut yang menghasilkan sekitar 3.400 ton limbah makanan setiap hari.

Beberapa limbah makanan kota berasal dari tempat-tempat seperti restoran, hotel, pasar, dan bahkan industri pengolahan makanan.

Baca Juga: 3 Film Indonesia yang Baru Tayang di Netflix, Salah Satunya Dokumenter tentang Limbah Plastik

Tapi 68 persen datang langsung dari rumah. Selama bertahun-tahun, limbah ini telah dibuang ke tempat pembuangan sampah kota.

Limbah makanan, bagaimanapun, tidak dapat terurai dengan baik di tempat pembuangan sampah.

Ini menghasilkan metana, gas rumah kaca yang kuat yang berkontribusi terhadap pemanasan global.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x