Daerah Pulau Jawa Hingga NTT Alami Fenomena Malam yang Lebih Dingin, Ini Penjelasan BMKG

- 9 Juli 2021, 11:21 WIB
Suhu dingin pagi hari di kawasan Dieng Jawa Tengah mencapai titik beku hingga ada embun beku kristal es. dari tangkapan layar akun Instagram @dhimasjhn.
Suhu dingin pagi hari di kawasan Dieng Jawa Tengah mencapai titik beku hingga ada embun beku kristal es. dari tangkapan layar akun Instagram @dhimasjhn. /Instagram.com/ @dhimasjhn

KABAR WONOSOBO – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait fenomena suhu udara malam yang dirasakan lebih dingin di beberapa daerah di Pulau Jawa.

BMKG menyebutkan bahwa hal itu disebabkan karena adanya pergerakan udara dingin dan kering dari arah timur Australia.

Suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni pada bulan Juli hingga September.

Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju periode puncak musim kemarau yang ditandai dengan pergerakan angin dari benua Australia.

Baca Juga: Jalan Menuju Dieng Diminta Komisi X DPR RI Diperlebar untuk Dukung Wisata dan Ekonomi

Pada Juli 2021 Australia berada dalam periode musim dingin dimana massa udara menjadi dingin dan kering.

Pergerakan udara dari Australia menuju Indonesia ini dikenal dengan istilah Monsun Dingin Australia.

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan yang terbentuk di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara juga ikut memberi pengaruh.

Minim awan berarti energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Halaman:

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x