Seperti diketahui, Indonesia menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Minyak kelapa sawit berguna di berbagai bidang produksi yang dikonsumsi oleh manusia setiap hari, seperti makanan, bahkan sabun mandi dan peralatan rias.
Namun, adanya ketidakpedulian pemerintah terhadap upaya penggerusan kawasan hutan konservasi demi kepentingan perusahaan kelapa sawit disebut Greenpeace sebagai “keserakahan”.
Diketahui, dari 3,12 juta hektare perkebunan kelapa sawit berada di kawasan hutan. Sekitar 90.200 hektare perusahaan tersebut telah mencaplok kawasan hutan konservasi.
Kasus besar yang terjadi misalnya kasus Gunung Melintang, Kalimantan Barat. 100 hektare wilayah Taman Wisata Alam Gunung Melintang, Sambas, Kalimantan Barat digunduli oleh perusahaan kelapa sawit.
Bukan hanya itu, kawasan Suaka Alam Bangkiriang yang dihuni oleh para Orangutan juga dialihfungsikan sebagai kawasan perkebunan kelapa sawit.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Greenville, California Hanguskan Wilayah Tambang Emas Bersejarah
Tidak hanya memberikan sindiran keras yang bahkan diunggah ulang oleh media internasional yaitu The Guardian, Greenpeace Indonesia secara langsung juga mengkritik Jokowi.
“Dari oligarki ke oligarki,” tulis akun Twitter resmi Greenpeace Indonesia untuk mengomentari unggahan Jokowi atas peresmian PT Jhonlin Group, sebuah perusahaan biodiesel di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.***