UPDATE Tragedi Kanjuruhan: Terjadi Informasi Silang, Korban Meninggal Dunia Direvisi

3 Oktober 2022, 08:37 WIB
Laporan terbaru merevisi jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi Stadion Kanjuruhan pasca kerusuhan setelah pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya di laga BRI Liga 1. /ZABUR_KARURU/ANTARA FOTO

KABAR WONOSOBO -  Laga BRI Liga 1 yang berlangsung pada 1 Oktober 2022 lalu di Stadion Kanjuruhan di antara Arema FC VS Persebaya Surabaya jadi salah satu catatan kelam di dunia sepak bola. 

Wajar disebut "tragedi", kericuhan yang dipicu setelah Arema FC kalah dari Persebaya tersebut sempat dilaporkan telan 174 nyawa, dengan lebih dari 300-an orang luka-luka. 

Kerusuhan yang terjadi dalam laga sepak bola Liga 1 tersebut sendiri bermula dari adanya beberapa supporter yang merangsek ke lapangan setelah kekalahan Arema FC. 

Baca Juga: Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Sempat Disebut Capai Angka 174 Jiwa, Laporan Terbaru Direvisi

Sebelum lantas disusul oleh tembakan gas air mata dari tim keamanan yang menjaga berlangsungnya pertandingan Arema FC VS Persebaya. 

Gas air mata tersebut menciptakan kerusuhan massal lantaran juga terarah ke arah tribun penonton. 

FIFA sendiri telah melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion seperti yang digunakan oleh tim keamanan dalam kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022 lalu.

Baca Juga: Kisah Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Ngeri, apalagi Lihat Tangisan Perempuan dan Anak-Anak

Hal tersebut telah dicantumkan oleh FIFA dalam Regulasi Keamanan dan Keselamatan Stadium.

Tepatnya di peraturan nomor 19 poin b yang berbunyi, "No firearms or "crowd control gas" shall be carried or used (tidak ada senjata api atau "gas pengendami massa" yang boleh dibawa atau digunakan."

Namun diketahui dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang terjadi dalam laga BRI Liga 1 di antara Arema FC VS Persebaya, tim keamanan menembakkan gas air mata yang disebut jadi pemicu kepanikan massal.

Baca Juga: Usut Pidana hingga Desakkan Cabut Izin Liga 1 Muncul usai Tragedi Stadion Kanjuruhan

Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman malangterkini.pikiran-rakyat.com, kronologi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang dimulai setelah Arema FC kalah.

Selepas pertandingan, sejumlah penonton turun ke lapangan dan memulai kekacauan.

Dilaporkan bahwa mobil polisi yang berada di dalam stadion ikut menjadi korban dan terbakar di tempat.

Baca Juga: Sebelum Tragedi Stadion Kanjuruhan Polisi Telah Surati Panpel Arema FC, Begini Isinya...

Pihak keamanan sendiri berusaha mengamankan pemain yang menyemalatkan diri menuju ruang ganti.

Masih dari sumber yang sama, dilaporkan bahwa adanya korban diduga diakibatkan oleh kepanikan lantaran saling berdesakan untuk keluar dari area stadion.

Seperti diketahui, demi mengatasi kerusuhan tersebut, pihak keamanan yang berada di lapangan berusaha menghalau dengan menembakkan gas air mata.

Baca Juga: Bukan 127 Orang, Korban Tragedi Arema FC VS Persebaya di Kanjuruhan Bertambah

Namun, gas air mata tersebut mengepul dan justru menuju tribun di sisi selatan stadion.

"Akibatnya banyak yang panik dan berdesakan untuk keluar stadion. Kuat dugaan banyak korban yang meninggal akibat berdesak-desakan dan juga sesak nafas," tulis media Malang Terkini.

Sebelumnya, korban yang dilaporkan meninggal dunia sendiri ada 127 orang, dua di antaranya anggota polisi.

Baca Juga: UPDATE! Korban Meninggal Dunia Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang Capai 174 Orang

Telah diberitakan sebelumnya bahwa 34 orang di antara 127 korban meninggal dunia di di Stadion Kanjuruhan Malang, sisanya berada di rumah sakit.

Namun, jumlah tersebut bertambah dengan laporan terakhir menyebut korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan tersebut menjadi 149 orang.

Jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Kanjuruhan tersebut sempat tercatat sebanyak 174 orang. 

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, YLBHI: Negara Harus Tanggung Jawab!

Laporan terbaru dari jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan pasca pertandingan Arema FC VS Persebaya sendiri kembali direvisi. 

Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman The Guardian, revisi tersebut disebabkan lantaran adanya informasi silang. 

Informasi terakhir menyebut setidaknya 125 nyawa melayang dan 323 orang alami luka-luka dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pasca pertandingan Arema FC VS Persebaya.***

Editor: Khaerul Amanah

Tags

Terkini

Terpopuler