UPDATE Tragedi Kanjuruhan: Kritik Pedas kepada Polisi yang Tembak Gas Air Mata Berdatangan

- 3 Oktober 2022, 15:15 WIB
Kondisi Stadion Kanjuruhan pasca kerusuhan setelah pertandingan di antara Arema FC VS Persebaya yang makan korban jiwa pada 1 Oktober 2022 lalu, diduga diperparah polisi yang tembak gas air mata.
Kondisi Stadion Kanjuruhan pasca kerusuhan setelah pertandingan di antara Arema FC VS Persebaya yang makan korban jiwa pada 1 Oktober 2022 lalu, diduga diperparah polisi yang tembak gas air mata. /ZABUR_KARURU/ANTARA FOTO

Tepatnya di peraturan nomor 19 poin b yang berbunyi, "No firearms or "crowd control gas" shall be carried or used (tidak ada senjata api atau "gas pengendami massa" yang boleh dibawa atau digunakan."

Namun diketahui dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang terjadi dalam laga BRI Liga 1 di antara Arema FC VS Persebaya, tim keamanan menembakkan gas air mata yang disebut jadi pemicu kepanikan massal.

Baca Juga: Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Sempat Disebut Capai Angka 174 Jiwa, Laporan Terbaru Direvisi

Kapolda Jawa Timur, Nico Afinta, menyatakan hal lain mengenai penggunaan gas air mata dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

"Kami telah menggunakan cara lain untuk meredam kerusuhan sebelum akhirnya menembakkan gas air mata setelah (penggemar) mulai menyerang polisi, bertindak anarkhis dan membakar kendaraan," ungkap Nico Afinta.

Sementara itu, pelatih dari Arema FC yaitu Javier Roca ikut angkat suara pada Minggu, 2 Oktober 2022.

Baca Juga: Kisah Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Ngeri, apalagi Lihat Tangisan Perempuan dan Anak-Anak

"Saya pikir polisi sudah melewati batas, meskipun saya tidak berada di sana dan tidak langsung merasakan yang terjadi," ujar pelatih asal Chili tersebut. 

"Kembali dari konferensi pers, saya melihat tragedi itu. Mereka (para pemain) lewat dengan korban di pelukan mereka," sambungnya. 

 

Halaman:

Editor: Khaerul Amanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x