KABAR WONOSOBO― Penyanyi Kid Cudi mendapat kritik dari komunitas LGBTQ + lantaran kostum yang ia gunakan di panggung Saturday Night Live (SNL).
Video yang diunggah oleh kanal youtube official Saturday Night Live pada 11 April tersebut menampilkan Cudi dalam balutan off-dress ketika menampilkan ‘Sad People’ di panggung.
Cudi sendiri mengatakan bahwa ia mengenakan dress tersebut untuk mengenang anggota grup Nirvana, Kurt Cobain, yang menggunakan dress serupa dalam pemotretan bersama the Face Magazine tahun 1993 lalu.
Baca Juga: Netizen Indonesia Makin Bar-bar, Unggahan Pasangan Gay Thailand Kena Ancaman Pembunuhan di Facebook
Meskipun ia sempat dipuji lantaran menyuarakan tentang kebebasan dan mendobrak sisi maskulin maupun feminin, tetapi kritik yang menyertainya juga tak kalah banyak.
Sikap yang ditunjukkan oleh Cudi tersebut dinilai berbahaya lantaran menunjukkan adanya ‘double strandard’ alias Standar Ganda.
Kid Cudi sendiri dikenal sebagai seorang ‘cisgender’ yaitu istilah yang lazim digunakan untuk menyebut individu dengan orientasi seksual seperti identitas seksualnya sejak lahir.
Model dan aktivis Munroe Bergdofr mengomentari melalui laman instagramnya bahwa tindakan Cudi yang seorang cisgender akan jauh berbeda dengan mereka yang memang bagian dari komunitas LGBTQ+.
“Sangat lucu ketika melihat pria cis gender dipuji untuk hal yang akan membuat orang-orang transgender dirundung dan dibunuh. Untuk mereka, itu adalah tren, sebuah kostum, untuk orang-orang trans, itu adalah hidup dan mati,” tutur Munroe.
Menurut laporan Human Right Campaign pada tahun 2021, lebih dari 13 orang transgender dibunuh, naik 333% dari tahun lalu.
Tindakan yang dilakukan Cudi untuk ‘berbicara’ dan ‘mengenang Kurt Cobain’ tidak hanya memancing kritik, tetapi ia juga telah dianggap memberi efek buruk kepada anak-anak.
Komentar-komentar berisi kritikan kian digaungkan, tak hanya mereka yang tergabung dalam komunitas LGBTQ+ tersebut. Namun, turut pula memancing para ahli untuk berpendapat.
Kritik kian bermunculan lantaran ada dugaan Cudi mengenakan dress tersebut tidak hanya untuk mengenang Kurt Cobain seperti yang ia ungkapkan. Namun, karena ada ‘tujuan politik’ tertentu.
Ryan Butcher, seorang editor dari Pink News, turut berkomentar bahwa yang dilakukan Cudi hanyalah sekadar ‘perselisihan dari gabungan mendorong batas dan ekspetasi pria cis gender atas sisi maskulinitasnya sendiri’.
Cudi bukanlah yang pertama mengenakan dress di hadapan publik. November lalu, penyanyi berkebangsaan Inggris dan mantan member One Direction, Harry Styles, menjadi laki-laki pertama yang berpose untuk Vogue Amerika dengan mengenakan gaun pesta dari Gucci.
Baca Juga: Model Louis Vuitton Kai Isaiah-Jamal, Puisi dan Fashion dari Seorang Transgender Kulit Hitam
Sama seperti Cudi, Styles juga mendapat kritik atas tindakan ‘berani’ tersebut. Salah satunya adalah dari komentator sayap kanan, Candace Owens, yang mengatakan tindakannya sebagai ‘serangan terhadap peradaban barat’.***