Untuk mengakali biaya alat peraga kampanye (APK), dia mendapat bantuan dari caleg lain tingkat DPR dan DPRD Provinsi.
Tidak ada jadwal khusu, Juli berkampanye sembari berdagang dimana gerobak mi ayam dagangannya bahkan ditempel stiker.
"Ada beberapa yang beli (mi ayam) bilang, ini foto bapak? Kaget mereka, memang bisa tukang mi ayam jadi caleg. Ini buktinya saya bisa, artinya tidak pakai uang ya," katanya.
Selain itu, ada pula yang meremehkannya.
Baca Juga: Babinsa Wonosobo Ingatkan Linmas akan Tugas Pokoknya, Singgung Soal Pemilu dan Pilkada
"Ada juga yang bilang sok-sokan, dagang mi ayam mau jadi calon, tapi saya meyakini ini adalah proses," katanya.
Di Jawa tengah ada Slamet Widodo (44) caleg DPRD Kota Solo yang berjuang kendati dalam keterbatasan.
Bahkan bukan cuma miskin, Slamet merupakan penyandang disabilitas tuna daksa yang berjualan sabun cuci cair.
Untuk beraktivitas sehari-hari, mengandalkan alat bantu berupa kursi roda, sedangkan untuk beraktivitas di luar rumah, mengendarai sepeda motor roda tiga.