Cerita Orang Miskin Jadi Caleg, Cari Modal dari Bersihin WC sampai Tempel Stiker di Sabun

- 27 Januari 2024, 23:17 WIB
Berprofesi sebagai Tukang Mie Ayam, Juli Basaroni Ceritakan Awal Mula Nekat Nyaleg di Pemilu 2024
Berprofesi sebagai Tukang Mie Ayam, Juli Basaroni Ceritakan Awal Mula Nekat Nyaleg di Pemilu 2024 /BBC/

Baca Juga: Apel Gelar 375 Pasukan Linmas Wonosobo, Siapkan Personel Hadapi Pemilu 2024 dalam Pengamanan TPS

"Saya itu ibaratnya caleg tak bermodal karena memang miskin," katanya.

Slamet berujar, omzet penjualan sabun cuci cairnya sekira Rp200.000 per hari, dengan modal awal sekira Rp60.000.

Karena modal terbatas, dia menyiasati kampanye dengan memberi sabun cuci gratis, kemasannya ditempel stiker yang memuat fotonya lengkap dengan nomor urut dan logo partai.

"Saya membuat stiker itu setiap mendapatkan keuntungan. Setiap hari saya sisihkan Rp10.000. setelah genap Rp100.000, saya pesankan stiker yang dapat 100 lembar. Nanti kalau ada rezeki lagi, kita cetak lagi." Ujar Slamet.

Baca Juga: 4 Partai Ini Tak Miliki Kader Mantan Napi di Pemilu 2024

Sementara di ibukota ada  Yuni Sri Rahayu seorang Asisten Rumah Tangga (ART) yang nekat menjadi caleg.

Yuni Sri Rahayu mengatakan bahwa dirinya hanya mampu mengalokasikan dana Rp1,5 juta untuk kampanye. Dana itu pun dikeluarkan, dengan menyisihkan pengeluaran untuk kebutuhan keluarga yang juga harus dipenuhi.

“Dana kampanye aku sisihkan dari upah. Kasarnya dari hasil saya mengosek (bersihkan) WC,” ucapnya.

Pengamat politik Hurriyah mengatakan, caleg yang memiliki keterbatasan finansial relatif berat untuk menembus parlemen, lantaran ada tiga modal utama yang mesti dimiliki caleg untuk bisa terpilih, yakni finansial, politik, dan sosial.

Halaman:

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah