DBHCHT Fasilitasi Pelaku Usaha dan Perajin untuk Kembangkan Produksi Rokok

- 28 Juni 2024, 23:57 WIB
Disnakerintrans Wonosobo secara intens mendampingi para pengrajin tembakau .
Disnakerintrans Wonosobo secara intens mendampingi para pengrajin tembakau . /Dinas Kominfo Wonosobo

KABAR WONOSOBO - Dinas Tenaga Kerja Perindustrian dan Transmigrasi (Disnakerintrans) Kabupaten Wonosobo secara intens mendampingi para pengrajin tembakau.

Pendampingan itu dilakukan agar para pengrajin tembakau bisa terus berkembang dan mandiri.

Hal itu dijelaskan oleh Kepala Disnakerintrans, Prayitno S.sos, M.Si, bahwa sudah sejak lama Kabupaten Wonosobo dikenal sebagai salah satu kota penghasil tembakau.

Hal ini membuat tembakau menjadi salah satu komoditas andalan bagi masyarakat yang tinggal dan bercocok tanam di sekitar lereng Gunung Sindoro maupun Gunung Sumbing.

Baca Juga: DBHCHT Wonosobo Capai Rp12 Miliar, Warga Diminta Tetap Optimis di Masa Pandemi COVID-19

"Dan selama ini tidak hanya para petani yang banyak mengambil keuntungan dari keberadaan tembakau di Wonosobo. Banyak pengrajin juga yang ikut memanfaatkan adanya tembakau untuk diolah menjadi produk. Lewat tembakau garangan maupun tembakau halusan," katanya baru-baru ini.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Disnakerintrans berusaha memfasilitasi para pelaku tembakau untuk mengembangkan keterampilan yang dapat menjadikan sebuah nilai tambah salah satunya melalui berbagai pelatihan yang telah digelar selama ini.

"Melalui Disnakerintrans ini kita berkolaborasi dengan Bea Cukai menggunakan anggaran DBHCHT menggelar pelatihan teknis pelintingan ke beberapa pengrajin yang ada di Wonosobo" ujarnya.

Baca Juga: Beberapa Solusi Kepadatan Lalu Lintas Wonosobo Dipaparkan dalam Penilaian Wahana Tata Nugraha 2024

Hal ini dilakukan agar para pelaku dan pengrajin tembakau bisa meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menentukan kualitas tembakau hingga menjadi nilai tambah dalam segi ekonomi.

"Karena kita tahu produk hasil tembakau telah menjadi komoditas yang memliki kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat maupun pembangunan daerah," terangnya.

Dua Kecamatan yang dianggap banyak pelaku dan pengrajin tembakau ini ada di Kecamatan Kertek dan Kalikajar. Sehingga pihak Disnakerintrans mencoba untuk fokus melakukan pelatihan di dua kecamatan tersebut.

Baca Juga: Upaya Entaskan Kemiskinan, Perkuat Jaringan Perempuan Usaha Kecil Wonosobo

“Dalam dukungan fasilitasi melaui pelatihan dan pendampingan yang kami berikan, sejauh ini sudah berdiri dua industri rokok di Wonosobo. Itu ada di Desa Reco, Kertek dan Desa Mangunrejo, Kalikajar," terangnya.

Saat ini proses pembentukan pabrik rokok lokal ini masih terus berjalan. Dan pengajuan cukai tinggal menunggu hasil dari uji lab tar dan nikotinnya sehingga dapat diperjualbelikan dengan aman.

Disampaikan Prayit, Pelatihan yang diberikan tidak hanya sekedar pelatihan teknis pelintingan tembakau saja. Melainkan juga bagaimana cara melakukan branding kretek asli Wonosobo ini agar memiliki nilai tambah dan mampu bersaing dipasaran.

"harapannya, para pengrajin dan pelaku dapat bisa terus berkembang dan lebih mandiri," katanya.

Baca Juga: Mengenal Tembakau Garangan Wonosobo yang Bertahan Ratusan Tahun dan Dilinting dengan Kemenyan

Sebab pemerintah ingin produk hasil tembakau di Wonosobo bisa terus eksis dipasaran. Sehingga peningkatan keterampilan dari sector Sumber Daya Manusia (SDM) perlu terus dilakukan.

"Sehingga selalu muncul inovasi dan bisa terus meningkatkan serapan tenaga kerja dari  sektor ini," ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo mengakui di Dua Kecamatan, yakni Kertek dan Kalikajar memang menjadi salah satu kawasan pertanian penghasil tembakau. Namun selama ini, produk tembakau masih sering dijual ke pabrik besar diluar daerah.

"Dengan munculnya usaha baru bagi warga di Desa Reco, dan Desa Mangunrejo ini tentu akan bagus bagi keberlangsungan petani kita. Juga mampu berpeluang membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar," jelasnya saat dikonfirmasi.

Menurut sekda, tembakau akan bernilai lebih jika diolah dengan sebuah keterampilan yang mumpuni. Salah satu nilai tambahnya yaitu dibuat rokok dengan branding lokal yang khas.

Baca Juga: Tembakau Garangan Tieng Wonosobo Butuh Branding untuk Jadi Warisan Budaya

"Dengan kehadiran perusahaan rokok ini akan sangat membantu kiprah dari para petani tembakau lokal di Wonosobo. Sehingga mampu menjadi daya ungkit ekonomi di masyarakat semakin luas," tandasnya.

Pada Kesempatan yang sama, Nur Mustaqim selaku pemilik dari PT Nur Agung Reborn mengatakan bahwa pihaknya masih banyak membutuhkan dorongan dari Pemerintah dalam mengembangkan usaha dan perannya terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

"Sejauh ini kami masih berusaha meningkatkan nilai tambah dalam mengolah hasil petani tembakau dari bahan baku menjadi produk dengan nilai jual yang tinggi. Dengan jalinan kerja sama melalui pelatihan ini, harapannya ini dapat memberikan manfaat keterampilan bagi para karyawan serta memberi efek baik bagi masyarakat sekitar," pungkasnya. ***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Dinas Kominfo Wonosobo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah