Makam Manusia Tertua Berumur 78.000 Tahun Lebih Ditemukan di Kenya, Afrika Timur

9 Mei 2021, 18:12 WIB
Ilustrasi dari kerangka manusia tertua di dunia yang ditemukan di Kenya, Afrika. /wonderfulengineering.com

 

KABAR WONOSOBO – Baru–baru ini publik dikejutkan dengan sebuah temuan oleh situs prasejarah oleh tim ilmuwan di Afrika.

Pasalnya tim tersebut menemukan sebuah makam dari seorang anak kecil berumur sekitar tiga (3) tahun yang hidup 78.000 tahun yang lalu.

Afrika memang sering disebut dengan tempat lahir manusia karena di sana ditemukan peninggalan dari salah satu spesies manusia, yakni Homo sapiens.

 Baca Juga: Artefak Peninggalan 5000 Tahun Sebelum Masehi Ditemukan di Ngarrindjeri Australia, Diduga dari Tulang Kanguru

Makam tersebut ditemukan di Kenya dan dianggap sebagai penguburan manusia paling awal yang ditemui di Afrika.

Kerangka mayat yang ditemukan di makam tertua tersebut dalam posisi tertekuk, kakinya diangkat ke dada.

Tubuh kerangka tersebut dibungkus dengan kain khusus, yang diperkirakan terbuat dari kulit binatang.

 Baca Juga: Kota Kuno Mesir Ditemukan, Arkeolog Sebut Penemuan Terbesar Setelah Makam Tutankhamun

Kepala dari kerangka tersebut diletakkan di atas penyangga semacam bantal yang tahan lama.

Para ilmuwan memperkirakan jasad dari anak tersebut memang sengaja di tutup dengan tanah.

Kedalaman dari kuburan tersebut setinggi 3 meter dan dibiarkan selama ribuan tahun di dasar gua.

 Baca Juga: Ada Air Melimpah di Permukaan Mars 3 Miliar Tahun Lalu Namun Menghilang, ini Sebabnya

Tim peneliti kemudian menjuluki kerangka tersebut dengan nama Mtoto yang mempunyai arti anak dalam bahasa Swahili Kenya.

Berdasarkan sejarahnya, dulunya gua tersebut dianggap suci oleh suku Mijikenda yang menempati daerah tersebut.

Iklim mikro yang tercipta di daerah tersebut membuat suasana sejuk, tanaman tumbuh subur dan beragam hewan hidup di daerah itu.

 Baca Juga: Ternyata ada Konsep 5 Gender di Masyarakat adat Sulawesi Selatan, Netizen Indonesia Harus Belajar Sejarah

Tim ilmuwan yang bekerjasama dengan Museum Nasional Kenya memang sengaja berkunjung ke Kenya untuk melakukan proyek mereka.

Kenya termasuk dalam wilayah yang masuk dalam jalur perdagangan Samudera Hindia-Afrika Timur.

Banyak situs yang bisa ditemukan di daerah tersebut untuk memahami lebih dalam tentang evolusi manusia.

 Baca Juga: VOC Berdiri 20 Maret 1602, Perusahaan Multinasional Pertama di Dunia yang Bangkrut dengan Utang 137 Gulden

Dilansir Kabar Wonosobo dari The Conversation, bahwa dengan izin dari komunitas lokal untuk melakukan penelitian, tim peneliti telah menjalani proses pengamatan selama satu dekade di gua tersebut.

Penggalian tersebut banyak menemukan ribuan peralatan batu dan sisa-sisa hewan, serta manik-manik kerang dan pecahan oker.

Penemuan ini juga mengungkapkan bahwa lebih dari 78.000 tahun yang lalu telah terjadi aktivitas budaya dan teknologi sebagai simbol dari keberadaan manusia purba.

 Baca Juga: Fatal! Nama Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari Hilang dari Kamus Sejarah Indonesia, Kemendikbud Dibahas 2 Tokoh ini

Kerangka mayat yang ditemukan di gua tersebut kemudian dikirim ke Museum Nasional di Nairobi untuk kemudian dibawa ke Pusat Riset Nasional Evolusi Manusia (CENIEH) di Spanyol yang merupakan tempat riset terkemuka dalam paleobiologi hominin.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: theconversation.com

Tags

Terkini

Terpopuler