Buku Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau, Kekuatan Syair Cinta Sastrawan Arab Nizar Qabbani

5 Oktober 2021, 18:45 WIB
Sampul buku Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau karya Nizar Qabbani, dari tangkapan layar laman Goodreads. /Goodreads.com

 

 

KABAR WONOSOBO― Puisi menjadi salah satu karya sastra yang mampu memikat banyak pembaca, terutama melalui diksi-diksi indah yang dihadirkan.

Nizar Qabbani dapat dikatakan menjadi salah satu dari sekian banyak penyair masyhur, terutama di tanah Arab.

Namanya dikenal melalui syair-syair yang ia ciptakan, seperti dalam kumpulan puisis Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau yang diterjemahkan oleh Musyfiqur Rahman.

Padukan Diksi dan Kata Cinta Memikat

Melalui kumpulan puisi Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau, Qabbani berhasil memikat melalui diksi memikat.

Baca Juga: Sinopsis Kumpulan Puisi Panduan Sehari-hari Kaum Introvert dan Mager dari Lucia Priandarini

Puisi-puisi di buku yang pertama kali ditulis dalam bahasa Arab berjudul Asyhadu An La Imraata Illa Anti tersebut dipenuhi oleh sajak-sajak penuh cinta.

Meskipun lebih mengena ketika dibaca dalam versi bahasa asli, Musyfiqur Rahman berhasil menterjemahkannya dengan cukup baik.

Makna dan pesan yang ingin disampaikan Qabbani melalui sajak-sajaknya berhasil tersalurkan dengan baik.

Telah ditulis di atas bahwa kumpulan puisi Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau menyajikan sajak-sajak penuh cinta.

Baca Juga: Kai Isaiah-Jamal Suka Puisi sejak Kecil Bicarakan Dunia Fashion, Realistis Hadapi Pandemi sebagai Model

Qabbani yang dianggap sebagai salah satu sastrawan penting dalam sejarah kesusasteraan Arab tersebut berhasil menggambarkan lelaki yang jatuh cinta.

Penggambaran seorang lelaki yang tengah dilanda cinta digambarkan lugas oleh Qabbani seperti melalui puisi Kekasihku adalah Qanun dan Kau Belum Cukup Cantik.

Perempuan Jadi Sumber Inspirasi Qabbani

Puisi berjudul Kekasihku adalah Qanun dan Kau Belum Cukup Cantik menjadi dua dari sekian puisi Qabbani yang menganggungkan perempuan.

Alih-alih menjadikan perempuan sebagai “karakter tersisih” yang hanya dibutuhkan semata sebagai objek, Qabbani justru menggunakan perempuan sebagai ruh dari sajak-sajaknya.

Baca Juga: Ubah Pola Pikir Jadi Dewasa lewat Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Karya Hiromi Okuda

Qabbani sendiri memang salah satu sastrawan yang berfokus pada tema cinta, erotisme, feminisme, religi, serta nasionalisme di Arab.

Sastrawan Arab tersebut mulai mengubah pola pikir dan mendobrak ide dengan mengangkat tema-tema di atas pasca kematian kakak perempuannya akibat bunuh diri.

Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Goodreads, Qabbani merupakan salah satu sastrawan feminis laki-laki yang paling terkenal pada masanya.

“Cinta di Arab seperti penjara, dan saya ingin membebaskannya. Saya ingin membebaskan tubuh, rasa, dan jiwa Arab menggunakan puisi,” ungkap Qabbani.

“Hubungan antarlelaki dan perempuan di negeri ini tidak sehat,” pungkasnya.

Baca Juga: Resensi Buku: Aku, Sjuman Djaya Ceritakan Perjalanan Hidup Chairil Anwar

Kata Tokoh tentang Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau

“Saya kenal Nizar Qabbani melalui sajak-sajak panjangnya. Sajak-sajaknya itu indah, penuh sindiran tajam dan kena sasaran. Tetapi sekarang Musyfiqur Rahman memperkenalkan terjemahan sajak-sajaknya yang pendek. Hebat. Sekilas mirip paradoks-paradoks sufi. Yang diungkapkan sesungguhnya adalah percintaan. Judul sebuah sajaknya Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau mengingatkan pada sajak Ezra Pound tahun 1960-an, ‘Semua perempuan di dunia ini adalah kau’.”―Prof. Dr. Abdul Hadi W.M, budayawan asal Madura.

“Membaca puisi-puisi Nizar Qabbani, lewat terjemahan yang apik dari Musfiqur Rahman, saya seperti menyaksikan panorama yang indah sekaligus sendu, merasakan kemerdua bahasa sekaligus penuh ironi serta mendengarkan suara-suara yang mengandung harapan sekaligus jerit keterpurukan. Tampaknya buku ini berusaha menampilkan wajah sang penyair dengan lebih utuh lewat kumpulan puisi yang jelas benang merahnya satu sama lain. Dengan demikian kekuatan bentuk maupun isi, termasuk di dalamnya keunggulan metagora dan retorika dari puisi-puisi yang diterjemahkan ini, terasa sublim dan berkesinambungan.”―Acep Zamzam Noor, penyair.

Baca Juga: Ciri-ciri Buku Bajakan yang Kerap Dijual di Marketplace, Pemicu Kemarahan Tere Liye

Profil Singkat Nizar Qabbani

Nizar Qabbani lahir pada 21 Maret 1923 di Damaskus Kuno, tepatnya di sebuah kawasan bernama Mundzinah Syahm. Ia memang dikaruniai darah seni melalui kakek, Ahmad Abu Khalil Al-Qabbani, seorang seniman terkenal dan penulis naskah drama hebat di masanya.

Para Nizariat (Para Pencita Nizar) meyakini bahwa 15 Agustus 1939 menjadi sejarah awal mula kelahiran puisi Nizar Qabbani.

Pada awalnya, Qabbani merupkaan seorang diplomat yang sempat ditugaskan di Kairo, Ankara, Peking, London, dan Madrid. Sebelum lantas berhenti pada 1966 dan mendirikan penerbit sendiri di Beirut.

Baca Juga: Bicara Femisnisme Lewat Buku, Kalis Mardiasih Mendebat Hubungan Jilbab dan Kesalihan Perempuan

Istrinya, Bilqis, meninggal pada 1981 ketika perang sipil meleut di Lebanon. Kemudian ia lantas pindah ke London dan menetap selama 15 tahun sebelum meninggal dunia pada 30 April 1998.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Goodreads

Tags

Terkini

Terpopuler