Baca Juga: Sejarah Tari Sekapur Sirih, Adat Penyambutan Tamu di Provinsi Jambi yang Simpan Nilai Luhur
Sejarah tradisi Mamose ini berawal dari masyarakat Budong-Budong yang datang ke Dusun Tangkou, Desa Tabolang dan membuka pemukiman.
Kata Tangkou sendiri mempunyai arti tumbuhan paku, dimana saat membuka pemukiman, perkampungan tersebut ditemukan banyaknya tumbuhan paku.
Di Tangkou inilah akhirnya digunakan sebagai pusat pemukiman masyarakat adat Budong-Budong yang pertama sekaligus pusat pemerintahan.
Mereka dipimpin oleh Tobara membangun peradaban untuk membangun kesejahteraan dengan melakukan pekerjaan sehari-hari sebagai petani.
Mereka bertani dengan menanam padi dan tumbuhan lainnya demi menyambung kehidupan dan berlangsung secara damai.
Namun, suatu hari muncullah sebuah perselisihan dengan penduduk Babana akibat perebutan sektor pertanian yang menyebabkan terjadinya peperangan.
Peperangan semakin diperparah dengan datangnya kolonial Belanda yang ingin menguasai wilayah Budong-Budong.
Akibatnya terjadilah peperangan besar-besaran yang dikenal dengan nama Mangiwang dan memakan korban sebanyak 500 jiwa.