Buku Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau, Kekuatan Syair Cinta Sastrawan Arab Nizar Qabbani

- 5 Oktober 2021, 18:45 WIB
Sampul buku Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau karya Nizar Qabbani, dari tangkapan layar laman Goodreads.
Sampul buku Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau karya Nizar Qabbani, dari tangkapan layar laman Goodreads. /Goodreads.com

Qabbani sendiri memang salah satu sastrawan yang berfokus pada tema cinta, erotisme, feminisme, religi, serta nasionalisme di Arab.

Sastrawan Arab tersebut mulai mengubah pola pikir dan mendobrak ide dengan mengangkat tema-tema di atas pasca kematian kakak perempuannya akibat bunuh diri.

Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Goodreads, Qabbani merupakan salah satu sastrawan feminis laki-laki yang paling terkenal pada masanya.

“Cinta di Arab seperti penjara, dan saya ingin membebaskannya. Saya ingin membebaskan tubuh, rasa, dan jiwa Arab menggunakan puisi,” ungkap Qabbani.

“Hubungan antarlelaki dan perempuan di negeri ini tidak sehat,” pungkasnya.

Baca Juga: Resensi Buku: Aku, Sjuman Djaya Ceritakan Perjalanan Hidup Chairil Anwar

Kata Tokoh tentang Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau

“Saya kenal Nizar Qabbani melalui sajak-sajak panjangnya. Sajak-sajaknya itu indah, penuh sindiran tajam dan kena sasaran. Tetapi sekarang Musyfiqur Rahman memperkenalkan terjemahan sajak-sajaknya yang pendek. Hebat. Sekilas mirip paradoks-paradoks sufi. Yang diungkapkan sesungguhnya adalah percintaan. Judul sebuah sajaknya Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau mengingatkan pada sajak Ezra Pound tahun 1960-an, ‘Semua perempuan di dunia ini adalah kau’.”―Prof. Dr. Abdul Hadi W.M, budayawan asal Madura.

“Membaca puisi-puisi Nizar Qabbani, lewat terjemahan yang apik dari Musfiqur Rahman, saya seperti menyaksikan panorama yang indah sekaligus sendu, merasakan kemerdua bahasa sekaligus penuh ironi serta mendengarkan suara-suara yang mengandung harapan sekaligus jerit keterpurukan. Tampaknya buku ini berusaha menampilkan wajah sang penyair dengan lebih utuh lewat kumpulan puisi yang jelas benang merahnya satu sama lain. Dengan demikian kekuatan bentuk maupun isi, termasuk di dalamnya keunggulan metagora dan retorika dari puisi-puisi yang diterjemahkan ini, terasa sublim dan berkesinambungan.”―Acep Zamzam Noor, penyair.

Baca Juga: Ciri-ciri Buku Bajakan yang Kerap Dijual di Marketplace, Pemicu Kemarahan Tere Liye

Halaman:

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Goodreads


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah