Ayu Utami Bedah Sisi Kelam Manusia dengan Lugas Lewat Dwilogi Novel Saman dan Larung

- 12 April 2021, 19:12 WIB
Sampul Novel Saman karya Ayu Utami dari tangkapan layar laman ebooks.gramedia.com
Sampul Novel Saman karya Ayu Utami dari tangkapan layar laman ebooks.gramedia.com /ebooks.gramedia.com

Sesuai dengan latar yang digunakan, ada banyak sindiran mengenai tindakan keji pemerintah yang dilakukan di penghujung Orde Baru tersebut.

Saman bergerak melindungi warga yang dipaksa untuk melepaskan tanah perkebunan mereka untuk perusahaan yang disetir pemerintah.

Pertemuannya dengan Upi dan keluarganya. Gadis yang memiliki kelainan dan membutuhkan penanganan khusus, tetapi karena tidak adanya dana yang memadai, Upi terpaksa diperlakukan seperti hewan.

Baca Juga: Sinopsis Film Futuristik Chaos Walking Bertabur Bintang, Tom Holland, Daisy Ridley hingga Mads Mikkelsen

Masalah kesenjangan antara rakyat kecil dengan para penguasa juga turut dibahas melalui Saman, dan juga Yasmin yang diceritakan sebagai seorang pengacara.

“Dunia ini penuh dengan orang jahat yang tidak dihukum. Mereka berkeliaran. Sebagian karena tidak tertangkap, sebagian lagi memang dilindungi, tak tersentuh hukum atau aparat.”

Kalimat di atas diambil dari salah satu halaman novel Saman, seperti tengah menyuguhkan bagaimana ‘tragedi’ politik di negeri ini terjadi di masa terakhir Seoharto berkuasa.

Baca Juga: Sinopsis Film Labuan Hati, Persahabatan 3 Wanita berawal dari Kecintaan pada Laut

Ayu Utami dengan cara berceritanya yang ‘lincah’ dan ‘tanpa aturan’ berhasil mengangkat isu-isu krusial di tahun pelik tersebut. Tidak heran, Saman yang berani mendobrak dunia sastra terpilih sebagai jawara Dewan Kesenian Jakarta 1998 lalu.

Kisah Saman berlanjut kepada buku kedua dari dwilogi tersebut, Larung.

Halaman:

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah