The Words in Deep Blue dari Cath Crowley Tuturkan Survival dan Kesehatan Mental, Dobrak Cinta Monyet Teenlit

- 16 April 2021, 23:08 WIB
Foto sampul ‘Words in Deep Blue’ edisi bahasa Inggris. Foto diambil dari tangkapan layar akun instagram @cathcrowleybooks
Foto sampul ‘Words in Deep Blue’ edisi bahasa Inggris. Foto diambil dari tangkapan layar akun instagram @cathcrowleybooks /instagram.com/ @cathcrowleybooks

 

 

KABAR WONOSOBO― Penulis asal Australia, Cath Crowley, bercerita mengenai pandangannya pada buku dan perjuangan hidup para remaja melalui kisah Rachel dan Henry dalam novel teenlit ‘Words in Deep Blue’ yang terbit tahun 2016.

Novel ini menceritakan tentang Henry dan Rachel, sepasang sahabat yang berpisah tiga tahun lalu. Kemudian mereka bertemu kembali di sebuah toko buku bernama Howling Books.

Toko buku yang menyediakan satu tempat khusus bernama Perpustakaan Surat, buku-buku di bagian ini tidak dijual.

Baca Juga: Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala, Kisahkan Perjalanan Mengupas Rahasia Miliarder Industri Rokok Kretek

Namun, digunakan sebagai tempat untuk ‘membuat kenangan’. Jadi, siapapun bisa menulis kutipan, surat, menggaris bawahi kata-kata yang dirasa berbekas untuk mereka.

Kutipan Words in Deep Blue versi terjemah Indonesia, terbitan Noura Books

Ini adalah sebuah kisah cinta. Kisah tentang sebuah toko buku yang menyediakan ruangan khusus bagi para pengunjung untuk menuliskan pesan pada pinggiran kosong halaman buku yang mereka baca, entah untuk orang asing, teman, ataupun kekasih.

Kisah tentang Henry Jones dan Rachel Sweetie, sepasang sahabat yang terpisah dan bertemu kembali.

Baca Juga: Ayu Utami Bedah Sisi Kelam Manusia dengan Lugas Lewat Dwilogi Novel Saman dan Larung

Mereka menyusuri kata-kata yang tertinggal pada lembaran usang buku-buku bekas. Kata-kata yang penuh kenangan dan kebahagiaan. Kata-kata yang penuh ketidakpastian dan kesedihan.

Kata-kata yang dulu diabaikan Henry Jones dan membuat Rachel Sweetie patah hati.

Tak lepas dari ‘cinta monyet remaja’, tapi tidak klise

Words in Deep Blue sendiri memang tidak terlepas dari bumbu kisah cinta, tetapi walaupun tema tersebut yang menggerakkan para tokoh. Namun, Cath Crowley berhasil mengangkat hal lain di bandingkan hanya ‘cinta monyet a la remaja ingusan’.

Baca Juga: Memaknai Cinta Tak Biasa lewat Kisah Asmara Raras dan Galih dalam Novel Ratih Kumala, Tabula Rasa

Henry merupakan putra pemilik Howling Books, Michael. Memiliki sahabat sebaik Rachel, tetapi dengan bodohnya jatuh cinta dengan seorang yang jelas-jelas hanya memanfaatkannya, Amy.

Kisah cinta segitiga antara Rachel-Henry-Amy cukup sering dijumpai di buku-buku dengan tema cinta monyet khas remaja. Sederhana. Rachel dan Henry yang bersahabat sejak lama, tidak menyadari bahwa mereka saling jatuh cinta.

Kemudian datanglah Amy, si pengacau kisah cinta mereka. Lantas, di tanggal 14 Februari, Rachel yang saat itu akan segera pindah ke kota di pesisir, menyadari bahwa ia menyukai Henry.

Baca Juga: Sisi Lain Manusia dan Kemanusiaan Dibedah Bagus Dwi Hananto dalam Novel Napas Mayat

Ia menulis surat yang diselipkan di sebuah buku di Perpustakaan Surat dan berniat memberitahu Henry dengan mengirim pesan kepadanya. Namun, pesan itu terlebih dahulu dibaca oleh Amy.

Alhasil, Henry tidak tahu bahwa surat pengungkapan cinta Rachel ada sampai ke beberapa bab menuju akhir cerita.

Pembahasan isu kesehatan mental melalui karakter Rachel

Rachel datang ke Howling Books tiga tahun kemudian, 10 bulan selepas adiknya, Cal, meninggal dunia karena tenggelam. Ia mengalami depresi yang membuatnya mengubah cara pandang tentang hidup.

Baca Juga: Sinopsis Novel Amba Karangan Laksmi Pamuntjak Sajikan Roman hingga Nilai Moralitas dan Sejarah Bangsa

Rachel benar-benar berubah menjadi orang baru. Gampang marah, pendiam, berlaku kasar, dan tidak mengindahkan penampilan. Intinya, di mata Henry yang menyangka Rachel sudah melupakannya, gadis itu berubah total.

Henry bahkan mengucapkan tentang sikap Rachel dan mengatakan kenapa gadis itu berubah padahal ia tidak kehilangan apapun?

Salah satu hal yang berhasil membuat pembaca memahami dan merasakan perasaan Rachel.

Baca Juga: Bicara Femisnisme Lewat Buku, Kalis Mardiasih Mendebat Hubungan Jilbab dan Kesalihan Perempuan

Dia yang meninggalkan lautan karena hanya mengingatkannya pada Cal, ibu dan ayahnya yang bercerai, ibunya yang mulai merokok karena depresi, gagal di kelas 12 dan harus mengulang untuk bisa masuk universitas, Henry yang membuatnya patah hati dulu.

Henry seolah menggambarkan bahwa masih ada banyak orang yang menganggap seolah -olah orang lain tidak memiliki masa lalu yang mungkin lebih menyakitkan daripada dirinya sendiri.

Prasangka yang diberikan Henry mungkin banyak pula diberikan oleh seseorang kepada orang lain.

 Baca Juga: Perjalanan Sarat Wewangian Jati Wesi dan Tanaya Suma dalam Sinopsis Novel Aroma Karsa, Karya Dewi Lestari

Keunggulah Words in Deep Blue dibanding novel bergenre serupa

Crowley menggunakan POV 1 untuk karakter Rachel dan Henry, sehingga pembaca akan bisa melihat satu cerita dari dua sudut pandang berbeda. Walaupun, di bab-bab awal cukup membuat kebingungan

Keputusan Crowley dengan menggunakan POV 1 berhasil membunuh kebosanan dengan begitu banyak surat dan pesan singkat yang ditampilkan.

Buku ini lebih kepada cara bagaimana kita menyikapi sebuah kehilangan. Rachel yang depresi kehilangan Cal, ibunya yang dulu, mimpi dan juga hidupnya. Henry yang terancam kehilangan hal yang ia sayangi, Howling Books.

Baca Juga: Diskriminasi Pada Perempuan Diangkat di Novel Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982, Karangan Cho Nam Joo

Lola yang terobsesi dengan band The Hollows sampai hampir kehilangan sahabat baiknya, Hiroko. George yang berharap pada Cal. Martin yang berharap pada George. Ceritanya sangat sederhana, murni, dan mengalir.

Karakter yang berperan juga mendapat porsi yang pas. Akhir yang didapatkan untuk masing-masing karakter, seperti Rachel dan Henry, juga cukup logis. Termasuk dengan alasan-alasan mengenai ‘penggerak’ dua tokoh utama tersebut.

Profil singkat Cath Crowley

Cath Crowley adalah penulis dari Australia yang melahirkan trilogi The Gracie Faltrain, Chasing Charlie Duskin, Graffiti Moon, dan Words in Deep Blue.

Baca Juga: Sinopsis Film Futuristik Chaos Walking Bertabur Bintang, Tom Holland, Daisy Ridley hingga Mads Mikkelsen

Pada tahun 2011, memenangkan Prime Minister’s Literary Award for Young Adult Fiction, the Ethel Turner Award for Young People's Literature,dan dicatat sebagai buku kehormatan di the Children's Book Council, Book of the Year.

Words in Deep Blue memenangkan the Indie Book Awards Young Adult Fiction of the Year 2017, the Gold Inky Award 2017, dan the Prime Minister's Literary Award for Young Adult Fiction. Cath Crowley sekarang tinggal di Ballarat, Victoria.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: panmacmillan.com.au


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x