Beberapa Negara Uni Eropa Hentikan Sementara Vaksin Astrazeneca, Ada Laporan Pembekuan Darah

16 Maret 2021, 17:50 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19 /PIXABAY/WiR_Pixs

 

KABAR WONOSOBO – Beberapa negara Uni Eropa bergabung dengan sejumlah negara yang menghentikan suntikan vaksin AstraZeneca.

Meskipun World Health Organization (WHO) dan European Medicines Agency (EMA) mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca aman untuk digunakan, tetapi tiga negara besar di Eropa yakni Jerman, Italia, dan Perancis menangguhkan penggunaan vaksin tersebut.

Pengumuman penangguhan dari ketiga negara tersebut dilakukan pada Senin, 15 Maret 2021 lalu.

 Baca Juga: Beijing Dilanda Badai Pasir Terbesar, 400 Penerbangan Dibatalkan dan 341 Orang Dilaporkan Hilang

Seperti dikutip KabarWonosobo.com dari laman New Delhi Television (NDTV) pada Selasa (16/3/2021) Negara-negara tersebut menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca setelah beberapa laporan dari negara lain.

Mereka mengaku menemukan sejumlah masalah dalam penggunaan vaksin tersebut, salah satunya adalah terjadi pembekuan darah.

Menanggapi hal ini,WHO dan EMA akan mengadakan pertemuan yang direncanakan minggu ini untuk membahas persoalan ini.

Baca Juga: Ada Gejala Anak Alami Hipospadia? Jangan Panik, Berikut Langkah Pencegahan dan Penanganannya

Sementara menunggu hasil dari WHO dan EMA, tiga negara di Eropa tersebut akan melakukan penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Tidak hanya tiga negara itu saja yang melakukan penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Pada hari yang sama, Spanyol, Portugal, Slovenia, dan Lativa juga mengikuti penangguhan tersebut.

Baca Juga: Beyonce Resmi Pecahkan Rekor Solois Terbaik di Grammy Award 2021, Lihat Daftar Pemenang Lainnya

Belum diketahui secara pasti berapa lama penangguhan vaksin AstraZeneca di Eropa akan terjadi.

Indonesia juga mengumumkan penundaan suntikan tersebut dan masih menggunakan vaksin dari kompetitornya.

Vaksin ini dikenal lebih murah dan disebut sebagai vaksin pilihan bagi negara-negara miskin.

Baca Juga: Apa Itu Hipospadia? Kenali Gejala dan Penyebab Kelainan Alat Reproduksi Bawaan Lahir ini

Meski begitu, WHO tetap bersikeras kepada negara-negara yang melakukan penangguhan untuk tetap menggunakan vaksin.

“Kami tidak ingin orang-orang panik, kami akan mengadakan pertemuan dengan para ahli untuk membahas masalah keamanan vaksin. Untuk saat ini, kami merekomendasikan supaya negara-negara tetap melakukan vaksinasi AstraZeneca,” tutur Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO.

Mengacu pada laporan mengenai kejadian penggumpalan darah di beberapa negara, Soumya memberikan penjelasan terkait hal ini.

Baca Juga: NASA Kirim 2 Piringan ‘Emas’ Berisi Foto dan Suara untuk Alien yang Menemukan Voyager

“Sejauh ini kami tidak menemukan hubungan antara kejadian penggumpalan darah dengan vaksin,” tambah Soumya.

Organisasi EMA juga mendukung seruan dari WHO untuk tetap tenang dan mengatakan lebih baik mendapatkan vaksin daripada tidak.

“Manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar dalam mencegah Covid-19. Efek samping yang ditimbulkan tidak seberapa jika dibandingkan harus menanggung resiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19,” jelas EMA Senin lalu.

Baca Juga: Pemenang Grammy Awards 2021 Didominasi Perempuan, Ada Billie Eilish dan Lady Gaga, ini Daftar Lengkapnya

Sementara itu, Inggris membagikan pengalamannya dalam penggunaan vaksin AstraZeneca.

Inggris telah membagikan vaksin AstraZeneca dengan dosis suntikan lebih dari 11 juta. Tidak terjadi masalah besar dengan adanya suntikan ini.

Hanya tinggal menunggu waktu saja hingga WHO dan EMA memberikan penjelasan terkait keamanan vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Kenali 4 Model Mobil Listrik Tesla dan Harganya yang Naik Rp140 Juta Tahun ini

Meskipun vaksin telah mulai didistribusikan, warga global harus tetap hati-hati dan selalu mematuhi protokol kesehatan dimanapun berada.

Penangguhan yang dilakukan di Jerman, Italia, dan Perancis dan negara lainnya menjadi pukulan besar bagi para ahli yang telah melakukan kampanye imunisasi secara global.

Para ahli berharap vaksin ini mampu untuk mengakhiri pandemi yang telah menewaskan lebih dari 2,6 juta orang dan menghancurkan ekonomi global.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler