Pengakuan Kim Jong Un tentang Ekonomi Korea Utara, Berjuang Hadapi Situasi Terburuk Negaranya

8 April 2021, 04:05 WIB
Kim Jong Un saat memberikan pidato mengharukan di depan pasukan militernya. Tangkapan layar Youtube The Telegraph. /Youtube.com/ The Telegraph

KABAR WONOSOBO - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un telah mengakui bahwa negaranya tengah menghadapi "situasi terburuk" saat ia berbicara kepada ribuan anggota akar rumput dari partai berkuasa selama konferensi politik akbar di Pyongyang.

Dilansir Kabar Wonosobo dari the Associated Press, para ahli mengatakan bahwa Kim Jong Un mungkin tengah menghadapi momen terberatnya ketika masa pemerintahannya mendekati satu dekade.

Ditambah lagi dengan adanya lockdown karena virus korona, Korea Utara mendapatkan gempuran bertubi-tubi yang memperburuk kondisi ekonomi yang terlanjur babak belur karena beberapa dekade salah urus.

Baca Juga: Bocoran Data Youtube: tiap 1 Miliar Penayangan ada 1,6 Juta yang Melanggar Kebijakan Konten Terbaru

Belum lagi sanksi ekonomi yang diterapkan oleh dunia di bawah pimpinan Amerika Serikat atas program senjata nuklirnya.

Selasa, 6 April 2021 lalu Kantor Berita resmi milik pemerintah pusat Korea Utara mengatakan bahwa Kim membuat komentar tersebut selama pidato pembukaan pada pertemuan sekretaris sel partai dari Partai Pekerja.

“Meningkatkan standar hidup masyarakat, bahkan dalam situasi terburuk yang pernah ada di mana kita harus mengatasi banyak tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bergantung pada peran yang dimainkan oleh sel dari organisasi akar rumput partai,” kata Kim.

Baca Juga: Pegawai Kedutaan Rusia dan Keluarganya ‘Mudik’ Pakai Kereta Dorong , Kabur dari Korea Utara

Dia mendesak anggota partai untuk melaksanakan keputusan yang dibuat pada kongres partai Januari lalu, ketika dia berjanji untuk meningkatkan penangkal nuklirnya dalam menghadapi tekanan Amerika Serikat dan mengumumkan rencana pembangunan nasional lima tahunan yang baru.

Kongres tersebut terselenggara beberapa bulan setelah Kim menunjukkan keterusterangan dengan mengakui bahwa rencananya untuk meningkatkan ekonomi tidak berhasil.

Tentunya hal tersebut adalah sesuatu yang tidak biasa mengingat biasanya pemimpin Korea Utara adalah pihak yang arogan jika ditanya mengenai pencapaian.

Baca Juga: Hubungan Diplomatik AS – Rusia Terancam Retak, Putin Tawarkan Diskusi Langsung Soal Tuduhan Joe Biden

Selama pidato hari Selasa, Kim juga mengkritik unit akar rumput partai untuk kekurangan yang tidak dijelaskan rinciannya yang harus segera diperbaiki untuk memastikan partai dapat terus berkembang dengan sehat dan berkelanjutan.

Sel partai, yang terdiri dari lima sampai 30 anggota, merupakan unit terkecil dari otoritas partai yang mengawasi pekerjaan dan kehidupan di pabrik dan tempat lain.

Jaringan dari sel tersebut adalah alat penting bagi Partai Buruh untuk melanggengkan kekuasaannya.

Baca Juga: Uni Eropa Setuju Jatuhkan Sanksi untuk China Atas Kasus Pelanggaran HAM pada Muslim Uighur

Sebagai informasi, konferensi sekretaris tingkat sel sebelumnya diadakan pada tahun 2017.

Kemunduran ekonomi membuat Kim tidak punya apa-apa untuk menunjukkan diplomasi ambisiusnya dengan mantan Presiden Donald Trump, yang runtuh karena ketidaksepakatan dalam mencabut sanksi untuk langkah-langkah denuklirisasi Korea Utara.

Korea Utara sejauh ini menolak tawaran pemerintah Biden untuk melakukan pembicaraan dan mengatakan bahwa Amerika Serikat harus membuang kebijakan ‘bermusuhannya’ terlebih dahulu.

Baca Juga: Kecewa Diblokir oleh Twitter dan Facebook, Donald Trump Segera Luncurkan Media Sosial Sendiri

Kim lebih memilih untuk meningkatkan tekanan dengan melanjutkan uji coba rudal balistik bulan lalu setelah sempat dorman selama setahun.*** 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: APNews

Tags

Terkini

Terpopuler