Rusia akan tempatkan 120.000 tentara di perbatasan, Ukraina Segera Jatuhkan Sanksi Ekonomi

20 April 2021, 23:48 WIB
Pergerakan tank militer tentara Rusia disiagakan di perbatasan Rusia-Ukraina. Dari tangkapan layar Youtube South China Morning Post. /Youtube.com/ South China Morning Post

 

KABAR WONOSOBO - Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan pada hari Selasa, 20 April 2021 bahwa Rusia akan segera menempatkan lebih dari 120.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina.

Ukraina kini menyerukan agar negara barat menerapkan sanksi ekonomi baru untuk mencegah Rusia melakukan peningkatan aktivitas militer lebih lanjut.

Amerika Serikat dan NATO khawatir dengan peningkatan besar pasukan Rusia di dekat Ukraina dan di Crimea, semenanjung yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada tahun 2014.

 Baca Juga: PBB Kritik 20 Negara yang Masih Membiarkan Pemerkosa Menikahi Korbannya Sendiri, Termasuk Rusia dan Thailand

Dikutip Kabar Wonosobo dari Reuters, seorang pejabat Barat mengatakan, konsentrasi pasukan Rusia yang sekarang lebih besar daripada selama aneksasi tahun 2014.

Angka yang dipaparkan oleh Kuleba lebih tinggi dari perkiraan Ukraina sebelumnya yaitu 80.000 personel tentara Rusia, yang 50.000 di antaranya baru saja ditempatkan.

"Pasukan Rusia terus berdatangan di dekat perbatasan kami di timur laut, di timur dan di selatan. Dalam sekitar seminggu, mereka diperkirakan akan mencapai pasukan gabungan lebih dari 120.000 tentara," kata Kuleba pada sebuah konferensi pers online yang dilakukannya.

 Baca Juga: Rusia Warning Kapal Perang Amerika Serikat yang Menuju Laut Hitam, Diperintahkan Jauhi Semenanjung Crimea

"Ini bukan berarti mereka akan berhenti membangun pasukan mereka pada jumlah itu," kata Kuleba.

Meskipun dia mengatakan bahwa Ukraina tidak ingin konflik dengan Rusia, namun ia tetap waspada dengan segala kemungkinan yang akan diambil oleh Rusia, termasuk untuk terus menambah pasukannya di perbatasan kedua negara tersebut.

"Biaya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut oleh Rusia akan selalu lebih rendah daripada biaya untuk menghentikannya dan mengurangi konsekuensinya,” sebut Kuleba.

 Baca Juga: Hubungan Diplomatik AS – Rusia Terancam Retak, Putin Tawarkan Diskusi Langsung Soal Tuduhan Joe Biden

Menurutnya, cara yang efektif untuk membuat Rusia memahami dengan jelas bahwa tahap baru agresi akan menyebabkan konsekuensi yang mengerikan, isolasi internasional dan sanksi ekonomi yang menyakitkan bagi Rusia.

Kuleba juga meminta Moskow untuk berkomitmen kembali pada gencatan senjata di timur Ukraina, dimana pasukan yang didukung Rusia telah memerangi pasukan Ukraina dalam konflik yang menurut Kyiv telah menewaskan 14.000 orang sejak 2014.

Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas meningkatnya korban dalam konflik yang terjadi selama beberapa pekan terakhir.

 Baca Juga: Pegawai Kedutaan Rusia dan Keluarganya ‘Mudik’ Pakai Kereta Dorong , Kabur dari Korea Utara

Kuleba mengatakan bahwa penembak jitu Rusia membunuh tentara Ukraina untuk memprovokasi Ukraina melakukan serangan balik.

Rusia mengatakan penambahan pasukannya telah melakukan latihan militer kilat selama tiga minggu untuk menguji kesiapan tempur dalam menanggapi perilaku mengancam dari NATO.

Selasa lalu, Rusia juga menuduh Amerika Serikat dan NATO melakukan aktivitas provokatif di wilayah perairan dan wilayah udara Laut Hitam.

 Baca Juga: Uni Eropa Setuju Jatuhkan Sanksi untuk China Atas Kasus Pelanggaran HAM pada Muslim Uighur

Kuleba menghadiri konferensi lewat video dengan para menteri luar negeri Uni Eropa dan mengatakan bahwa dirinya secara terbuka meminta rekan-rekannya untuk mulai mempertimbangkan babak baru sanksi sektoral terhadap Rusia".

Kuleba merasa, menteri-menteri di Uni Eropa tidak siap untuk langkah seperti itu, tetapi dia mengatakan kepada mereka bahwa sanksi individu terhadap pejabat Rusia tidaklah cukup untuk membendung Rusia.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler