Kasus Penjarahan Toko Grosir di San Fransisco Meningkat, Aturan Laissez Faire Dipertanyakan

1 Juni 2021, 01:10 WIB
Kolase Tangkapan kamera para pencuri yang menjarah toko-toko grosir di San Fransisco /lawenforcementtoday.com

 

KABAR WONOSOBO ­ - Pada sidang dewan pengawas minggu lalu, perwakilan dari ritel Walgreens, North Beach, San Fransisco Amerika Serikat mengatakan bahwa pencurian di tokonya meningkat empat kali lipat.

Kasus pencurian di toko-toko grosir di San Fransisco sudah seperti epidemi sejak tahun 2016 dan kini laporan masuk bahwa kejadian ini semakin parah.

Bahkan tujuh belas toko di daerah tersebut terpaksa ditutup akibat pencurian menyebabkan bisnis mereka tidak dapat dipertahankan.

Baca Juga: Gedung Putih Menggandeng Aplikasi Kencan Online untuk Meningkatkan Jangkauan Vaksin Covid-19 Amerika

Brendan Dugan, direktur divisi kejahatan ritel di CVS Health menyebutkan jika San Fransisco menjadi salah satu pusat kejahatan ritel terorganisir.

Pencurian itu dianggapnya sebagai kasus yang tidak mudah untuk diselesaikan karena organisasi pencuri tersebut semakin luas.

Dugan juga menyarankan kepada karyawan toko untuk tidak mengejar pencuri karena hal ini bisa membahayakannya.

 Baca Juga: Kapal Perang Amerika Serikat Melintasi Laut China Selatan, Disebut Melanggar Kedaulatan dan Perdamaian

“Kami sudah sering mengalami insiden dimana petugas keamanan kami diserang terus-menerus di San Fransisco,” kata Dugan saat persidangan tersebut.

Eksekutif ritel dan petugas kepolisian menekankan bahwa peningkatan ini karena para pencuri telah memiliki peran yang terorganisir.

Aturan hukum tahun 2014 yang mengklasifikasikan pencurian tanpa kekerasan dianggap sebagai pelanggaran ringan jika barang yang dicuri bernilai kurang dari  $950, semakin memberanikan para pencuri untuk melakukan aksinya.

 Baca Juga: Politisi Amerika Serikat, AOC Setujui Resolusi Untuk Setop Penjualan Senjata Kepada Israel

Kepala biro investigasi di Departemen Kepolisian San Fransisco, Raj Vaswani menyatakan jika tingkat pencurian semakin meningkat dan para pencuri jauh lebih berani untuk melakukan kekerasan.

“Kami melihat banyak pencuri yang melakukannya berulang-ulang,” kata Raj.

Aturan hukum, ditambah dengan pandemi membuat kasus di San Fransisco semakin meningkat .

 Baca Juga: Pertama Kali di Sejarah Amerika Serikat, Sekolah Negeri Diliburkan pada Perayaan Idul Fitri Tahun ini

Ironisnya, kota ini telah mengalami peningkatan kasus overdosis akibat obat-obatan terlarang dua kali lebih banyak dibandingkan dengan kasus kematian akibat virus korona.

Selama lockdown akibat pandemi, banyak tenda-tenda didirikan di sepanjang trotoar kota ini oleh para tunawisma.

Namun sidang pengawas pekan lalu ini seolah tidak menjawab solusi untuk memperbaiki kota terkaya di Amerika Serikat tersebut.

 Baca Juga: 100 Hari Kinerja Joe Biden Soroti Kebijakan Imigran Amerika Serikat yang Dinilai Kacau di Era Trump

Jika sebagian permasalahan berasal dari perubahan hukum, tetapi kenapa kota-kota lain di negara bagian AS tidak mengalami lonjakan kasus serupa.

Ahsha Safai sebagai anggota dewan pengawas yang menyelenggarakan sidang menjawab kebenaran yang terjadi dalam sebuah wawancara.

Dilansir Kabar Wonosobo.com dari New York Times, menurut Safai kejadian di San Fransisco tersebut merupakan sikap laissez faire.

 Baca Juga: Joe Biden Realisasikan 6 Kebijakan Luar Negeri yang Dibuat dalam 100 Hari Menjabat Presiden Amerika Serikat

Seluruh kegiatan perekonomian diserahkan ke pasar langsung secara bebas dan campur tangan pemerintah sangat minim.

“Jika tidak ada konsekuensi atas tindakan mereka (pencuri), maka ini akan mendorongnya untuk melakukan lagi dan lagi,” tutur Safai.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Nytimes

Tags

Terkini

Terpopuler