KABAR WONOSOBO – Seorang Jurnalis asal Amerika, Danny Fenster diketahui ditahan di penjara Insein Yangon Myanmar.
Banyak orang yang ditahan di penjara tersebut akibat membangkang pemerintahan Myanmar.
Fenster pun tidak diizinkan menemui pengacara atau pengunjung manapun, termasuk petugas konsuler.
Dilansir Kabar Wonosobo dari The Guardian, Fenster tiba di Myanmar dua tahun sebelumnya sebagai seorang jurnalis yang akan meliput mengenai kudeta di Myanmar.
Istri dari Danny Fenster, Juliana Silva menceritakan tiga pesan terakhir dari suaminya yang kala itu berada di bandara dan berniat kembali ke Chicago.
Pesan pertama dijelaskan oleh Silva bahwa suaminya akan mengambil foto selfie yang konyol dan berjanji akan mengirimkannya.
Baca Juga: UNDP Sebut Pandemi dan Kudeta Mengancam Separuh Rakyat Myanmar Jatuh Dalam Kemiskinan Pada 2022
Sekitar enam menit setelah pesan pertama, muncul pesan kedua yang mengatakan bahwa pasukan keamanan membawa Fenster pergi.
“Tidak bercanda, mereka akan segera mengambil handphone,” bunyi pesan terakhir dari Fenster.
Setelah tiga pesan yang belum terselesaikan tersebut, hingga saat ini Silva tidak bisa menghubunginya.
“Kami tidak pernah bisa membayangkan ini akan terjadi padanya. 11 hari tanpa kabar, ini adalah mimpi buruk,” kata Silva.
Semenjak rezim Min Aung Hlaing yang berkuasa di Myanmar saat ini, banyak ancaman penangkapan orang asing.
Tidak hanya itu pemerintahan ini juga telah mencekik kebebasan pers yang menyebabkan para anggota media memalsukan pekerjaan mereka.
Baca Juga: Berani Kritik Kudeta, Model dan Aktor Tampan Paing Takhon Dijemput 8 Truk Militer Myanmar
Berdasarkan laporan dari ‘Reporters Without Borders’, sejak Min Aung Hlaing berkuasa, telah tercatat penangkapan terhadap 86 jurnalis dan 49 diantaranya masih ditahan hingga 26 Mei 2021.
Banyak wartawan internasional bersembunyi atau berhasil melarikan diri dari negara itu meskipun sebagian besar terus mencari liputan atas kekerasan junta Myanmar.
Dua saluran berita Myanmar juga telah dilarang beroperasi serta banyak media-media lokal yang mendapat peringatan keras.
Salah satu media bernama Kamayut telah digrebek oleh militer Myanmar dan memenjarakan salah satu pendirinya yakni Nathan Maung seorang warga AS.
Nathan Maung ditangkap pada 9 Maret 2021 dan dimasukkan ke dalam penjara Insein Yangon yang terkenal dengan penyiksaannya.
Sementara pihak Amerika Serikat sendiri telah menyatakan keprihatinannya terhadap penahanan Fenster dan Maung.
Juru bicara departemen luar negeri, Ned Price telah beberapa kali menyerukan untuk pembebasan mereka.
Ned mengatakan jika petugas konsuler telah melakukan kunjungan virtual dengan Maung pada 24 Mei 2021 dan telah berusaha untuk mengunjungi Fenster tetapi pihak pemerintah Myanmar tidak memberikan akses.***