Alih-alih Membantu, Amerika Serikat Ternyata Jualan Drone Canggih ke Ukraina

2 Juni 2022, 20:29 WIB
Drone MQ-1C Gray Eagles buatan General Atomic yang akan dijual Amerika Serikat ke Ukraina. /Tangkap layar YouTube/Military Analysis

KABAR WONOSOBO - Amerika Serikat tertangkap basah berniat menjual empat drone canggih MQ-1C Gray Eagle ke Ukraina, untuk membendung serangan invasi Rusia.

Langkah Amerika Serikat menjual peralatan militer ke Ukraina dinilai bertolak belakang dengan misi mereka selama ini atas isu invasi Rusia.

Alih-alih membantu Ukraina seperti negara NATO lain, Amerika Serikat malah terang-terangan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan berniat menjual drone bukan memberikannya.

Baca Juga: Hakim Memutuskan Johnny Depp Menang di Persidangan Kasus Defamasi Lawan Amber Heard

Rencananya empat drone MQ-1C Gray Eagle yang akan dijual ke Ukraina, nantinya dipersenjatai dengan rudal Hellfire untuk menghalau pasukan Rusia, seperti dilansir Kabar Wonosobo dari Reuters, 2 Juni 2022.

Langkah penjualan drone militer buatan General Atomics, kabarnya masih bisa dibatalkan oleh Kongres Amerika Serikat.

Sebab kebijakan kontroversial ini memang dinilai bertolak belakang dengan misi Pentagon dalam menangani isu invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Ashanty Unggah Foto Pemotretan Tampil Bak Princess, Banjir Pujian Netizen

Diketahui saat ini Ukraina telah menggunakan beberapa jenis sistem udara tak berawak jarak pendek yang lebih kecil untuk melawan pasukan Rusia.

Beberapa drone yang saat ini dimiliki Ukraina antara lain AeroVironment (AVAV.O) RQ-20 Puma AE, dan Bayraktar-TB2 Turki.

Namun drone MQ-1C Gray Eagle buatan Amerika Serikat yang rencananya akan dijual ini, diklaim lebih canggih karena mampu terbang hingga 30 jam dan dapat mengumpulkan data dalam jumlah besar untuk tujuan intelijen.

Baca Juga: Lagi, Pria Bersenjata Tembaki Gedung Medis Tulsa Oklahoma AS

Drone MQ-1C Gray Eagles dikenal luas mampu membawa beban berat hingga delapan rudal Hellfire yang berdaya ledak kuat.

Salah satu pakar militer bernama Dan Gettinger dari Vertical Flight menjelaskan keunggulan drone MQ-1C Gray Eagles buatan Amerika Serikat.

"Umumnya MQ-1C Gray Eagles adalah pesawat yang jauh lebih besar dengan berat lepas landas maksimum sekitar tiga kali lipat dari Bayraktar-TB2, keunggulannya dalam kapasitas muatan, jangkauan, dan daya tahan,” kata pakar drone Dan Gettinger dari Vertical Flight.

Baca Juga: Ukraina Kirim Relawan Tentara LGBT ke Medan Perang dengan Simbol Khusus Unicorn

Menurut Dan Gettinger, MQ-1C Gray Eagles sangat kompatibel dengan lebih banyak variasi amunisi daripada Bayraktar-TB2.

Saat ini staf administrasi Presiden Joe Biden sedang berdiskusi dengan Kongres tentang potensi penjualan drone tersebut ke Ukraina dalam beberapa hari mendatang.

Jika keputusan final telah dibuat, nantinya akan segera diumuman ke publik oleh Presiden Joe Biden sendiri.

Baca Juga: Atalia Praratya dan Ridwan Kamil Pamit Pulang Tanpa Eril: Kita Bertemu Lagi Cepat atau Lambat

Menurut pihak Amerika Serikat, uang hasil penjualan drone nantinya akan di sumbangkan lagi untuk bantuan keamanan Ukraina senilai 40 miliar USD.

Namun kebijakan itu dinilai aneh dan terkesan memonopoli oleh pakar militer, sebab uang sumbangan tersebut nantinya akan dipakai untuk sarana pelatihan pengoperasian drone oleh ahli dari Amerika Serikat sendiri.

"Pelatihan sistem UAV yang dibuat oleh General Atomics biasanya memakan waktu berbulan-bulan," ucap Dan Gettinger.

Baca Juga: Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre Paris Diolesi Krim Kue Diduga sebagai Aksi Protes Iklim

"Tetapi rencana dasar untuk melatih pengelola dan operator Ukraina yang berpengalaman dalam beberapa minggu telah diusulkan dalam beberapa pekan terakhir," imbuhnya.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler