Sementara itu menurut informasi dari WION, kantor berita India, ada sedikitnya 400 penerbangan dibatalkan baik dari Beijing hingga di Hohhot Mongolia.
Menyusul pengumumandari Variflight bahwa penerbangan dari dan menuju Beijing Capital International Airport dan Beijing Daxing International Airport juga dibatalkan sejak pukul 4.00 waktu setempat atau pukul 11 WIB.
Baca Juga: Kenali 4 Model Mobil Listrik Tesla dan Harganya yang Naik Rp140 Juta Tahun ini
Diperkirakan oleh kementerian lingkungan China, badai pasir akan berubah arah menuju bagian selatan ke wilayah delta sungai Yangtze dan diharapkan mereda pada Rabu atau Kamis (18/3/2021)
Bencana badai pasir tersebut merupakan hal yang lumrah terjadi pada bulan Maret dan April karena jarak antara Beijing dan gurun Gobi, diperparah dengan deforestasi dan erosi tanah di wilayah utara
China has been trying to reforest and restore the ecology of the region to limit how much sand is blown into the capital.
Baca Juga: Akibat Kebakaran Hutan 2020, Kasus Gangguan Pernapasan di California Meningkat Tajam
Atas kondisi itu, China telah berupaya memulihkan hutan dan ekologi dari wilayah utara. Bahkan Beijing telah menanam “great green wall” berupa pepohonan untuk menghalangi debu pasir yang datang. Selain juga dengan membangun koridor udara agar pasir dan polutan bisa hilang dengan cepat.
Akibat badai pasir itu, wilayah Beijing dan sekitarnya mengalami polusi tingkat tinggi sepanjang pekan bertepatan dengan agenda parlemen nasional sejak 5 Maret lalu.
“Sulit menyebut bahwa kami (Beijing) tengah bergerak maju, ketika sulit untuk melihat apa yang ada di depan kita,” kata Advisor Iklim Greenpeace di Beijing, Li Shuo dalam unggahan Twitternya.***