Kamboja Lockdown Ibu Kota Phnom Penh, Imbas Peningkatan Persebaran Wabah Covid-19

- 15 April 2021, 20:19 WIB
Keadaan Phsar Chas (old Market) di Phnom Penh, Kamboja pada 15 April 2021 yang sepi karena lockdown. Tangkapan layar Youtube.
Keadaan Phsar Chas (old Market) di Phnom Penh, Kamboja pada 15 April 2021 yang sepi karena lockdown. Tangkapan layar Youtube. / Youtube.com/ BT & MAKARA

 

KABAR WONOSOBO - Kamboja melakukan lockdown di Ibu Kota negara itu, Phnom Penh dan distrik satelit ibu kota pada Kamis 15 April 2021.

Lockdown itu dilakukan sebagai upaya untuk menahan lonjakan kasus Covid-19 di Kamboja, negara yang hingga saat ini cukup berhasil menahan laju persebaran infeksi.

Pemberitahuan mengenai lockdown diumumkan oleh Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen pada Rabu 14 April 2021 malam.

Baca Juga: Berani Kritik Kudeta, Model dan Aktor Tampan Paing Takhon Dijemput 8 Truk Militer Myanmar

Dalam pengumuman itu juga diberitahukan bahwa orang-orang dilarang untuk meninggalkan rumah kecuali untuk pergi bekerja, membeli makanan atau untuk perawatan medis.

Tayangan televisi di media lokal menunjukkan bahwa pada hari Kamis, pos pemeriksaan petugas polisi di Phnom Penh meminta pengendara untuk menunjukkan dokumen kerja dan kartu identitas agar bisa lewat.

Dalam pesan suara yang diunggah di halaman Facebook resminya, Hun Sen memperingatkan bahwa Kamboja sedang berada di ambang "lembah kematian" dan mendesak orang-orang untuk bekerja sama untuk menghindari bencana.

Baca Juga: PBB Nyatakan Tegas Tidak Akan Mendukung Upaya Kudeta Militer di Mana Pun, Menyayangkan Situasi Myanmar

 “Tujuan dari lockdown adalah untuk memerangi penyebaran COVID-19 dan pembatasan ini bukanlah cara untuk membuat orang mati atau menderita,” ujar Hun Sen.

Salah satu negara di Asia Tenggara itu masih menjadi salah satu negara dengan catatan kasus virus korona terkecil di dunia.

Namun, gelombang wabah yang dimulai pada akhir Februari lalu menyebabkan kasus infeksi melonjak hampir sepuluh kali lipat menjadi 4.874 kasus dalam dua bulan terakhir.

Baca Juga: Ribuan Warga Etnis Karen Myanmar Mengungsi ke Thailand karena Diberondong Serangan Udara Junta Militer

Angka kematian dari gelombang baru pertama pandemi COVID-19 tercatat telah merenggut 36 nyawa.

Beberapa jam sebelum lockdown, pesan suara Hun Sen bocor di media sosial.

Pesan itu tak pelak memicu kepanikan masyarakat yang dengan segera membeli makanan dan barang-barang lainnya di toko-toko.

Baca Juga: Netizen Indonesia Makin Bar-bar, Unggahan Pasangan Gay Thailand Kena Ancaman Pembunuhan di Facebook

Tidak hanya penduduk di Phnom Penh, daerah Takhmau yang berada di dekatnya yang juga menjadi daerah yang di-lockdown pun mengalami panic buying serupa.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x